Lebih dari 100 staf dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) dikerahkan ke tiga bandaranya. Para petugas medis itu bertugas memeriksa penumpang yang datang dari Wuhan, Cina dengan kondisi demam dan gejala lain.
Langkah ini dilatarbelakangi adanya virus baru nan misterius yang menewaskan dua jiwa, serta menginfeksi puluhan orang di negara tersebut.
Dikutip dari editional.cnn.com (19/1/2020), kebijakan yang dikeluarkan pemerintah AS tersebut merupakan langkah yang sangat tidak biasa. Terakhir kali, Direktur divisi Migrasi Global dan Karantina CDC dr. Martin Cetron mengatakan bahwa lembaga tersebut melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap penumpang saat ada wabah Ebola pada 2014 silam.
“Saya sudah di sini sejak 1996, dan itu satu-satunya waktu lain yang pernah kami lakukan untuk Ebola,” tutur dr. Cetron.
Pemeriksaan di Bandara Internasional John F. Kennedy, Kota New York dimulai pada Jum’at (17/1/2020) malam. Sementara pemeriksaan di Bandara Internasional San Francisco dan Bandara Internasional Los Angeles dimulai pada Sabtu (18/1/2020).
Baca Juga:
Wishnutama: Soekarno-Hatta Setara Bandara di AS, Tapi Belum Tandingi Changi
Penumpang Asal Cina Diawasi Ketat di Bandara Soekarno-Hatta
CDC menyasar penumpang yang memiliki gejala seperti, batuk dan kesulitan bernafas, serta memeriksa suhu setiap penumpang dengan termometer inframerah. Lembaga tersebut mengambil langkah-langkah itu, setelah para turis dari Wuhan yang tiba di Thailand dan Jepang terinfeksi virus aneh tersebut. Ada dua kasus di Thailand, sedangkan satu di Jepang.
“Mempertimbangkan pola perjalanan global, kemungkinan ada kasus tambahan di negara lain,” tulis Organisasi Kesehatan Dunia.
Pada tahun lalu, lebih dari 60 ribu penumpang terbang ke Amerika Serikat dari Wuhan, sebuah kota berjarak 700 mil selatan Beijing. Sebagian besar terbang ke tiga bandara tersebut.
Januari merupakan periode musim perjalanan puncak dari Cina ke Amerika Serikat, karena bertepatan Tahun Baru Imlek Cina. Cetron menggambarkan pemeriksaan di bandara sebagai bagian dari serangkaian tindakan pencegahan kesiapsiagaan proaktif.
“Kami percaya risiko saat ini terhadap virus ini rendah,” ujar Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC, dr. Nancy Messonnier.
Nancy memperkirakan, sebagian besar orang terjangkit virus misterius langsung dari hewan. Menurut dia, infeksi tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang.
“Ini bukan saatnya bagi orang untuk panik dan terlalu khawatir. Ini adalah waktu untuk kewaspadaan dan kesadaran,” kata dr. Cetron.
Dia menambahkan bahwa penyakit yang jauh lebih umum, seperti flu adalah ancaman yang jauh lebih besar bagi orang Amerika daripada virus baru dari Tiongkok itu.
“Saya sepenuhnya sadar bahwa yang tidak diketahui, merupakan sumber kecemasan daripada apa yang sudah didefinisikan,” tandasnya.