Rumput dan ilalang liar yang tinggi-tinggi di area sisi udara, khususnya pinggir landasan pacu, Bandara Mopah Merauke, Papua, dibabat warga sekitar bandara. Kegiatan ini merupakan bagian dari progam padat karya memberdayakan masyarakat yang dilaksanakan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
“Program ini baik buat saudara kita, juga untuk bersama-sama mewujudkan keselamatan penerbangan lewat bandara kita. Rumputnya memang tinggi-tinggi dan kalau sudah begini, air akan lari dan tergenang. Terutama tergenang di sisi udara masuk ke runway akan mengganggu keselamatan pesawat waktu take offdan landing,” kata Usman Effendi, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah X Bandara Mopah di Merauke, Kamis (4/4/2019).
Menurut Usman, membersihkan rumput dan ilalang di area bandara memang rutin dilakukan dan menjadi kewajiban pengelola bandara. “Namun dengan program padat karya ini, mari kita sisihkan buat saudara kita,” ucapnya.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mopah, Agus Irianto mengatakan, pemotongan rumput dan ilalang di area strip (landasan) dipilih menjadi prioritas untuk kegiatan padat karya pada April ini. “Karena area kerjanya di sisi udara, saya minta selama bekerja harus memakai rompi, sebagai persyaratannya. Jangan dilepas,” pesannya kepada 50 orang warga, yang juga diberi sepatu boots, sarung tangan, serta parang dan penggaruk besi sebagai perkakasnya.
Menurut Agus, mereka akan bekerja tiga sampai tujuh hari dengan upah disesuaikan upah minimum provinsi. Dijelaskannya pula bahwa dalam tahun 2019 akan diadakan tiga kali kegiatan padat karya di Bandara Mopah. Selain yang sekarang, akan dilaksanakan pula pada Mei dan Agustus.
Kegiatan padat karya pada bulan Mei berupa rehabilitasi dan pengecatan gedung operasional, yakni sembilan unit tipe 36 dan empat unit tipe 54. Selanjutnya pada Agustus akan dilakukan pekerjaan pemeliharaan lahan parkir bandara. Setiap kegiatan itu dikerahkan masing-masing 50 orang warga Merauke.
Para pekerja padat karya kali ini melibatkan warga pelaku usaha kecil, seperti petani. “Untuk pemotongan rumput ini tidak diperlukan keterampilan khusus dan tidak menggunakan alat berat,” kata Agus.
Beberapa pekerja yang mengikuti padat karya itu mengaku senang dan berharap bisa dilakukan secara rutin. “Ini pertama kali bandara adakan pekerjaan ini. Saya harap nanti ada lagi dan sering,” kata Fredi Demar, seorang petani warga Merauke.
Program padat karya di Kementerian Perhubungan dilaksanakan sesuai PM No.73 tahun 2018. Ditjen Perhubungan Udara sudah melaksanakannya di 153 bandara dengan anggaran sekitar Rp300miliar dan mempekerjakan 11.982 orang warga setempat.