IndoAviation – Yunani dan Turki bersitegang gara-gara insiden di atas Laut Aegean. NATO menyeru mereka untuk berdamai. Sementara Yunani dan Turki terus saling tuduh terkait pelanggaran wilayah udara.
Diberitakan, Yunani menuduh Turki telah melakukan pelanggaran wilayah udara. Insiden terjadi 19 Desember 2022 di atas Laut Aegean. Sementara itu Turki mengaku penerbangan itu merupakan sebuah latihan.
Sebaliknya, Turki menuduh Yunani telah mengganggu latihan militer yang merupakan bagian dari program kerja NATO. Turki menyatakan, latihan itu telah dikomunikasikan sebelumnya dengan seluruh anggota NATO. Baik Yunani dan Turki sama-sama merupakan anggota NATO.
“Mediterania sangat penting bagi NATO, dan kami mendesak Yunani dan Turki untuk menyelesaikan perbedaan apa pun di Laut Aegea dengan cara diplomatik dan dalam semangat solidaritas persekutuan,” kata seorang pejabat NATO yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip kantor berita Anadolu, Turki.
Ketegangan antara Turki dan Yunani tidak hanya dipicu hal itu. Sebelumnya Yunani sempat gerah gara-gara omongan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang bilang kalau rudal-rudal baru Turki “bisa menghantam” Athena, ibu kota Yunani. Komentar Erdogan ini langsung membuat berang Yunani.
Turki merasa dilecehkan
Sebuah pernyataan yang diterbitkan Kementerian Pertahanan Turki, 19 Desember 2022, menyebut pesawat tempur Yunani telah “melecehkan” pesawat Turki yang sedang dalam latihan bersama dengan NATO. Pernyataan itu juga menyebut, beberapa jet tempur Yunani telah diterbangkan dan melakukan penguncian radar senjatanya terhadap pesawat Turki yang terbang di wilayah udara Internasional.
Dalam pernyataan itu disebut juga, ketika itu ada 14 jet tempur F-16, satu pesawat Boeing 737, satu Boeing KC-135, satu pesawat SAR, sedang melakukan penerbangan bersama Boeing E-3 AWACS milik negara NATO. Penerbangan itu dilakukan sebagai bagian dari misi NATO NEXUS ACE dan jalur penerbangannya dibagikan kepada negara-negara NATO lainnya.
“Sementara Package Arm melanjutkan penerbangannya di wilayah udara internasional di atas Aegean, F-16 yang diterbangkan dari 5 pangkalan udara Yunani “melecehkan” pesawat kami dengan menguncikan radar senjatanya,” lanjut pernyataan itu.
Melihat tindakan Yunani itu, Kementerian Pertahanan Turki menyatakan bahwa pesawat Yunani berusaha untuk “mencegah misi NATO.”
Sebagai tanggapan atas tindakan Yunani, saat itu juga Turki lalu menerbangan F-16 Angkatan Udara-nya dari pangkalan udara Dalaman dan Akhisar.
Versi Yunani berbeda
Walau institusi resmi Yunani, seperti Kementerian Pertahanan Nasional, Angkatan Udara, atau Staf Umum Pertahanan Nasional Yunani belum mengomentari insiden tersebut, media massa Yunani menerbitkan beberapa berita terkait insiden itu. Tentu sangat berbeda dari versi Turki.
Merujuk sumber tak resmi di pemetintah, CNN Yunani menuliskan, Turki telah melakukan provokasi. Erdogan telah mengancam serangan rudal ke Athena. Sementara Angkatan Udara Turki melakukan rentetan pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Disebutkan, sebanyak 32 F-16 Turki, 20 bersenjata , telah melanggar Wilayah udara Yunani sebanyak 43 kali. Sementara 59 pelanggaran lainnya dilakukan oleh Pesawat Tak Berawak. Totalnya mencapai 102 pelanggaran.
CNN Yunnani juga menuliskan, tak lama setelah insiden, yang diperkirakan pukul 15:00 waktu setempat, sebuah formasi besar yang terdiri dari 16 pesawat tempur Turki berusaha untuk menyerbu ruang udara Athena di tenggara Rhodes .
Yunani menanggapi “serbuan Turki” itu dengan menerbangkkan sekitar 40 F-16 dan Mirage 2000-5. Dan terjadilah “pertempuran sengit di udara”. Jet-jet tempur kedua negara saling melakukan penguncian senjata rudal ke masing-masing lawannya.