Pada periode Januari-Mei 2020, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali mengalami tren pergerakan penumpang tertinggi di antara bandara lain yang dikelola Angkasa Pura I (AP 1). Berdasarkan laporan perusahaan, angkanya mencapai 4.768.342 pergerakan orang.
Namun penurunan trafik penumpang tertinggi juga terjadi di bandara ini. Penurunan mencapai 47,13 persen dari trafik periode yang sama tahun lalu yang mencapai 9.019.366 penumpang.
Pada periode 1-15 Juni 2020, trafik penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 8.116 orang dengan 260 penerbangan. Jika dibandingkan dengan trafik bandara lainnya di lingkungan AP 1, jumlah ini berada pada posisi ke-8.
Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar melayani trafik penumpang tertinggi yaitu 53.940 orang dengan 996 pergerakan pesawat. Disusul Bandara Juanda di Surabaya dengan 50.261 orang dan 886 pergerakan pesawat. Kemudian Bandara SAMS Sepinggan di Balikpapan dengan 34.345 orang dan 659 pergerakan pesawat.
Meskipun mengalami penurunan tajam tren pergerakan penumpang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengapresiasi performa Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Menurut Tama, panggilan akrabnya, penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 di bandara ini berjalan cukup baik.
Hal itu diungkapkan Tama setibanya di Bandara I Gusti Ngurah Rai saat kunjungan kerjanya di Provinsi Bali, Rabu (17/6/2020) lalu.
“Saya sangat mengapresiasi penerapan protokol kesehatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang telah berjalan dengan sangat bagus. Sistem pengaturan saat penumpang melakukan pengambilan bagasi pun telah diatur dengan sangat baik dengan memperhatikan konsep jaga jarak (physical distancing),” ujar Tama dalam siaran pers AP 1, Kamis (18/6/2020).
Sementara itu, Direktur Utama AP 1, Faik Fahmi menyampaikan bahwa penerapan prosedur pelayanan dalam masa adaptasi kebiasaan baru (new normal) merupakan komitmen AP 1 untuk mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
“Kami selalu memastikan kebersihan pada fasilitas-fasilitas publik seperti konter check-in, troli, self-check in machine, security check point (tray & x-ray), toilet, boarding pass scanner, hand rail, arm chair, dan lain sebagainya di bandara kami. Dilakukan pembersihan secara intens dan berkala menggunakan disinfektan,” tambah Faik.
Sedangkan kepada petugas operasional, perusahaan mewajibkan penggunaan sejumlah jenis alat pelindung diri (APD).
“Selain itu, untuk pelaksanaan physical distancing, kami telah melakukan pengaturan jarak antrian minimal 1,5 meter pada area check-in counter, security check point, imigrasi, boarding lounge, garbarata, area baggage claim serta area tunggu transportasi publik.”
Penggunaan teknologi juga dilakukan melalui Airport Operation Control Center (AOCC) yang berfungsi untuk mengendalikan dan memonitor operasional bandara secara realtime dan memastikan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.
“Selain itu, diterapkan juga online customer service, boarding pass scanner serta digital meeting point (DMP) untuk meminimalisir interaksi langsung dengan penumpang dan mempermudah penjemputan penumpang, khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,” tandas Faik.