IndoAviation – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI memperkuat layanan Local Currency Settlement (LCS) untuk mendukung perkembangan bisnis ekspor dan impor di Indonesia. Hingga kuartal I-2023, volume dan nilai transaksi LCS di BNI sebesar Rp1,3triliun atau tumbuh 44,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
“Komitmen BNI dalam mengembangkan layanan LCS tercermin dari pertumbuhan yang signifikan pada volume transaksi LCS,” kata Okki Rushartomo, Corporate Secretary BNI dalam siaran pers Jumat (5/5/2023).
Saat ini, BNI telah mengembangkan layanan LCS dengan berbagai mata uang. Antara lain, RMB (Renminbi, China), JPY (Yen, Jepang), MYR (Ringgit, Malaysia), dan THB (Baht, Thailand).
Untuk meningkatkan pertumbuhan LCS, kata Okki, BNI mengembangkan produk dan layanan, memperluas jaringan kerja sama dengan bank-bank asing, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.
BNI juga melakukan berbagai upaya untuk menarik minat pelaku ekspor dan impor. Di antaranya, memberikan kemudahan dalam pembukaan rekening LCS serta menyediakan platform aplikasi digital bagi nasabah untuk memudahkan transaksi.
Okki menambahkan, “BNI berpartisipasi pula dalam pameran-pameran perdagangan internasional untuk memperluas jaringan kerja sama dengan pelaku bisnis di luar negeri.”
Ditegaskannya bahwa BNI terus berinovasi dan memperkuat layanan LCS demi mendukung pertumbuhan bisnis ekspor dan impor di Indonesia.
Okki menjelaskan, pertumbuhan transaksi LCS dipengaruhi oleh perkembangan bisnis ekspor dan impor di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait perdagangan internasional, serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
“Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju, BNI yakin dapat terus memberikan layanan LCS yang kian berkualitas. BNI juga memperkuat posisinya sebagai bank terkemuka dalam bisnis ekspor dan impor di Indonesia,” tutur Okki.