PT Angkasa Pura (AP) II sudah menyiapkan rencana untuk menjadikan tiga bandara yang dikelolanya untuk menjadi hub bagi penerbangan haji dan umrah. Saat ini, penerbangan umrah masih dilayani di enam bandara, yakni Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Kualanamu (Deli Serdang), Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang), dan Bandara Kertajati (Majalengka).
“Ini tidak efisien dalam operasionalnya. Hub airport for haj and umra itu, yang paling ideal dilakukan AP II adalah di Kualanamu dan Soekarno-Hatta,” ujar Muhammad Awaluddin, Presiden Direktur AP II dalam bincang santai bersama Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) di Plataran Senayan, Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Menurut Awaluddin, jumlah penumpang umrah mencapai 600.000 orang per tahun, dengan pola trafik 20% dari Kualanamu dan 80% dari Soekarno-Hatta.

Saat ini sudah dibuka pula penerbangan umrah dari Bandara Kertajati. Dimulai pada 20 November 2022 oleh Garuda Indonesia yang terbang ke Jeddah, dan besok (26/11/2022) Lion Air pun akan terbang ke Madinah.
“Nanti, cuma tiga bandara yang akan menjadi hub untuk penerbangan haji dan umrah, yakni dari Soekarno-Hatta, Kualanamu, dan Kertajati,” ungkap Awaluddin.
Kapan hal itu bisa terwujud? Awaluddin belum menyebutkannya secara tegas. “Hal ini sudah dibicarakan dengan Kementerian Perhubungan dan saat ini prosesnya masih justifikasi. Kita lihat nanti realisasinya,” jawabnya.
Jika jalan tol Cisumdawu selesai, yang kabarnya selesai akhir tahun 2022, akses penumpang umrah dari Jawa Barat bagian selatan bisa lebih mudah. Segera setelah tol Cisumdawu beroperasi, skenario AP II untuk menjadikan Bandara Kertajati hub bagi penerbangan umrah dan haji bisa terealisasikan. Walaupun demikian, kata Awaluddin, bandara ini bisa melayani pula penerbangan reguler ke berbagai destinasi.
“Kami juga kan sedang mengembangkan multi airport system. Ada lima bandara bisa terintegrasi: Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Husein Sastranegara, Kertajati, dan bisa jadi nanti dengan Pondok Cabe,” tutur Awaluddin.

Penerbangan reguler yang bisa beralih ke Kertajati bisa dari Bandara Husein di Bandung. “Sebelumnya memang belum bisa karena jarak pengguna jasa bandara di Bandung untuk pindah ke Kertajati itu tiga jam perjalanan. Itu menyulitkan,” katanya. Rencananya, untuk rute-rute pendek, penerbangan tetap dari Husein, tapi untuk rute-rute jauh bisa dipindahkan ke Kertajati.
Sementara itu, dengan menjadikan Bandara Kertajati hub untuk penerbangan umrah dan haji, akan mengurangi beban Soekarno-Hatta. Jemaah umrah yang cukup banyak dari Jawa Barat dan sekitarnya bisa dialihkan ke Kertajati. Bisa jadi dari 80% pola trafik penerbangan umrah di Soekarno-Hatta, setengahnya atau sedikitnya 30%-nya bisa dialihkan ke Kertajati.
Selama ini, ada empat provinsi: Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, yang jemaah umrah dan hajinya melalui Soekarno-Hatta Hatta. Kata Awaluddin, “Jemaah haji dari Jawa Barat itu sangat banyak; dari kuota haji 200.000-an jemaah itu, sekitar 39.000 orang dari Jawa Barat.”
“Kalau Soekarno-Hatta sudah penuh dan stagnan, Kertajati alternatifnya. Membangun infrastruktur itu kan tidak bisa dalam waktu singkat,” kata Awaluddin.