Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kominfo) telah memilih konsorsium yang dipimpin oleh operator satelit domestik, Pasifik Satelit Nusantara (PSN), untuk memasang dan menjalankan satelit telekomunikasi broadband. Konsorsium ini telah menunjuk Thales Alenia Space (Usaha Patungan antara Thales dan Leonardo) yang kelak merancang dan memproduksi satelit bernama SATRIA.
Konsorsium PSN telah membentuk Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai perusahaan operasional yang menggarap proyek ini. Para pemegang saham SNT adalah PSN, PT Pintar Nusantara Sejahtera (Pintar), PT Nusantara Satelit Sejahtera, serta PT Dian Semesta Sentosa. PSN dan Pintar menjadi pemegang saham mayoritas SNT, dan kedua pihak akan mempertahankan kepemilikan mayoritas tersebut selama proyek berlangsung.
Sebagai kontraktor utama, Thales Alenia Space akan menyediakan satelit jenis Very High Throughput (VHTS) berdasarkan platform Spacebus NEO yang sepenuhnya memakai tenaga listrik, serta dilengkapi digital processor generasi kelima.
Perusahaan juga akan bertanggung jawab untuk memasok dua pusat kendali satelit (mainland backup), stasiun telecommand dan telemetri, serta segmen misi di darat yang terhubung dengan fully processed payload.
Selain itu, Thales Alenia Space akan mengadakan program pelatihan lengkap bagi para insinyur PSN, Sebagian dari mereka segera bergabung dengan proyek ini sebagai residents di Cannesand Toulouse selama program pelatihan.
Satelit SATRIA jenis full Ka-band akan mengusung lebih dari 150 GB per detik di seluruh wilayah Indonesia. Demi mengatasi kesenjangan digital, SATRIA berambisi untuk menghubungkan sekitar 145.000 wilayah termasuk 90.000 sekolah, 40.000 rumah sakit dan gedung-gedung publik, serta sejumlah lokasi milik pemerintah regional lewat satelit yang ada atau infrastruktur terestrial. SATRIA akan berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur digital di Indonesia.
“Secara khusus, kami bangga karena menjadi pemasok bagi PSN dalam proyek satelit komunikasi VHTS pertama yang digelar Kominfo. Satelit ini akan menjadi yang paling piawai di wilayah Asia,” kata CEO Thales Alenia Space, Jean Loic Galle, Jum’at (5/7/2019) lalu.
“SATRIA akan memanfaatkan seluruh keahlian yang telah dikembangkan Thales Alenia Space pada platform Spacebus NEO dan VHTS payloads buatannya. Setelah satelit Palapa-D dan Telkom-3S, kami merasa gembira dapat memperkuat kerja sama dengan para operator Indonesia.”
SATRIA diperkirakan bisa diluncurkan pada Triwulan IV tahun 2022. Satelit ini akan diposisikan dalam orbit 146°E dengan usia pakai 15 tahun.