Tertembak Gerilyawan Fretilin, Herman Prayitno Hampir Gugur dalam Kokpit Bronco

Meski masih menjadi siswa penerbang pesawat OV-10F Bronco, namun Herman Prayitno yang kala itu masih menjadi perwira muda sudah dilibatkan dalam medan tempur yang sesungguhnya. Hal yang tak pernah dia lupakan dalam hidupnya adalah nyaris gugur di dalam kokpit ‘Si Kuda Liar’ dalam tahun-tahun awal pengabdiannya. Peluru gerilyawan Fretilin nyaris bersarang ditubuhnya.

Dikisahkan dalam Majalah Commando edisi “OV-10 Bronco: Kiprah Tempur Si Kuda Liar“, peristiwa tersebut terjadi saat Herman ikut dalam tugas operasi di Timor-Timur (sekarang Timor Leste) pada akhir tahun 1970.

Herman duduk di kursi belakang, sementara seniornya, Kapten Suminhar Sihotang yang mengambil peran di kursi depan. Dalam operasi ini, target mereka adalah para gerilyawan Fretilin yang berada di bagian barat Dili.

Sekitar pukul 10.00 pesawat lepas landas dengan berbekal roket dan senapan mesin. Si Kuda Liar tidak terbang sendiri, satu Bronco lainnya ikut mendampingi. Keduanya terbang dengan penuh percaya diri.

“Setibanya di lokasi, kami menembaki target hingga peluru habis,” cerita KSAU periode 2006-2007 ini.

Menurutnya, mungkin karena saat itu sedang bergairah, rupanya seniornya itu terus menebar kegaharan Bronco dan menyambar-nyambar posisi musuh. Padahal, peluru yang mereka bawa telah habis.

Baca Juga:

OV-10F Bronco, ‘Kuda Liar’ AS yang Kenyang Misi Tempur di Indonesia

Unik! Julukan Jet Tempur Rusia Selalu Berawalan Huruf ‘F’

“Tahu-tahu… dakk… Saya mendengar suara keras. Rupanya pesawat tertembak di kanopi, persis di samping kanan saya,” ujar Herman.

Bukan hanya itu, kata Herman, peluru gerilyawan Fretilin lewat persis di depan hidungnya. Peta yang biasa dia tempel di kanopi tertembus peluru.

Anehnya, seniornya itu tak menyadari bahwa pesawat kena tembak. “Pak, kita harus balik,” ujar Herman kepada Sihotang.

Benar-benar tak menyadari pesawat telah tertembak, Sihotang malah balik tanya ke Herman. “Loh, ada apa Man, kok pulang?”

Herman pun menjelaskan bahwa pesawat telah tertembak, persis di samping kanannya tembakannya.

Setibanya di pangkalan, dilakukan pemeriksaan dan melaporkan seluruh kejadian kepada komandan pangkalan.

Kata Herman, tak lama setelah itu Bronco kembali diterbangkan. Tapi sebelumnya, lubang bekas tembakan peluru ditutup dengan lakban.

“Setelah isi ulang peluru, Saya dan Pak Hotang kembali terbang ke daerah yang sama untuk melakukan strafing,” tandasnya.