Keberhasilan reka lalu lintas ganjil-genap menguraikan kemacetan ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya bisa menjadi contoh. Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat pun mendorong Pemerintah Daerah melalui Dinas Perhubungan untuk mengkaji kemungkinan menerapkan manajemen reka lalu lintas ganjil-genap itu.
“Di Denpasar, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan kota-kota besar lainnya bisa mulai melakukan kajian pada ruas-ruas jalan di dalam kotanya. Kalau visi rasionya sudah di atas 0,7 apalagi mendekati satu, kemungkinan bisa menerapkan manajemen reka lalu lintas ganjil-genap,” kata Budi Setiyadi, Dirjen Perhubungan Darat dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (26/9/ 2018).
Budi mengatakan, di Denpasar, Bali, akan ada Pertemuan Tahunan IMF-World Bank pada 8-14 Oktober 2018. “Kami menawarkan untuk menerapkan ganjil-genap tapi beda dengan di Jakarta. Di Bali waktu diberlakukannya pukul 06.00-09.00 pagi dan pukul 17.00-19.00 sore. Kami harapkan ada respons positif. Tinggal kita buat regulasi Peraturan Menteri (Perhubungan) untuk Bali itu,” ujarnya.
Rekayasa lalu lintas ganjil-genap itu diberlakukan bagi kendaraan pribadi pelat hitam. Operasional mobil angkutan barang juga akan dibatasi dalam kebijakan yang sama. Kendaraan yang dikecualikan, antara lain, mobil dinas, ambulans, derek, angkutan umum plat kuning, angkutan sewa khusus berstiker, dan kendaraan delegasi berstiker.
Budi memang ingin membiasakan masyarakat, jika ada perhelatan besar, apalagi ajang internasional, akan ada rekayasa lalu lintas. “Kita ingin mengedukasi masyarakat agar mulai meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi. Seperti di Denpasar nanti, selama ada rekayasa lalu lintas, kita akan siapkan bus umum. Masyarakat Bali kooperatif dan tidak ada masalah, sehingga ganjil-genap itu bisa dijalankan,” tuturnya.
Kemacetan di kota-kota besar di Indonesia memang sudah makin terasakan. Di Yogyakarta misalnya, masyarakat mulai mengeluhkan macetnya ruas-ruas jalan di wilayahnya, apalagi Sabtu-Minggu dengan bertambahnya kendaraan wisatawan. Begitu juga di kota Bandung, yang menjadi tujuan wisata warga Jakarta dan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan hasil riset Inrix tahun 2017, yang merilis bahwa tingkat kemacetan kota-kota di dunia, termasuk di Indonesia, mengalami kenaikan.
Foto: Reni