Tujuh inspektur kelautan (marine inspector) atau Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal (PPKK) melakukan uji petik pada tiga kapal wisata atau kapal rekreasi di Pelabuhan Labuan Bajo. Uji petik dilaksanakan sebagai bagian dari kampanye keselamatan pelayaran dan dalam rangka peringatan Hari Maritim Sedunia (World Maritime Day) tahun 2019 di salah satu kota di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
“Kita melakukan uji petik pada kapal wisata itu untuk memastikan kapal sudah sesuai aturan dan standarnya. Uji petik ini dilakukan oleh seluruhnya inspektur wanita,” kata Capt Sudiono, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan di Pelabuhan Labuan Bajo, Jumat (20/9/2019).
Tiga kapal wisata yang diuji petik adalah KLM Sea Safari VII, KLM Kireina, dan KLM Tanaka. Hasil uji petik itu hanya berupa temuan minor atau tak mengganggu keselamatan pelayaran.
“Tadi kami tujuh inspektur sudah lakukan uji petik terhadap tiga kapal layar motor. Temuan ada, tapi rata-rata minor. Kapal-kapal ini laik laut dan bisa melayar melayani penumpang,” ujar Gigih Retnowati, Kasubdit Rancang Bangun Stabilitas dan Garis Muat Kapal, yang juga seorang marine inspector.
Temuan-temuan minor itu, kata Gigih, seperti di KLM Tanaka, belum tersedianya poster penggunaan life jacket. Di kapal Kireina pun lebih ke temuan life jacket yang belum mencantumkan nama kapalnya. Ada juga temuan belum terpasangnya maritime escape route atau rute penyelamatan pelayaran.
“Emergency room yang ada di kapal masih belum lengkap, jadi harus dilengkapi. Management office juga belum lengkap,” ungkap Gigih, yang menegaskan bahwa hasil uji itu hampir semuanya merupakan temuan minor.
Menurut Sudiono, uji petik akan digalakkan di beberapa pelabuhan, khususnya pada saat menjelang angkutan Lebaran dan akhir tahun, untuk memastikan kapal layak berlayar atau melaut. “Uji petik akan kami lakukan berkala di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia,” ucapnya.