Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto direncanakan akan dilakukan penutupan mulai 20 November hingga 15 Desember 2019. Penutupan dilakukan karena bandara itu akan dilakukan sejumlah perbaikan, mulai dari rekonstruksi landas hubung (taxiway) hingga pemasangan lampu landas pacu (runway). Perbaikan ini dilakukan oleh manajemen bandara bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam siaran pers Ditjen Perhubungan Udara yang IndoAviation terima siang ini (Selasa, 12/11/2019), disebutkan bahwa “dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan, maka Bandara APT Pranoto perlu ditutup sementara.”
Dijabarkan, pekerjaan perbaikan yang akan dilaksanakan meliputi peningkatan struktur taxiway sepanjang 100 meter guna peningkatan daya dukung bandara.Kemudian akan dilakukan pemasangan Air Field Lighting (AFL) System atau lampu runway, termasuk lampu-lampu di sekitar apron dan taxiway.
Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi menyampaikan, rencana penutupan operasional bandara dilakukan sementara sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. “Dua pekerjaan ini akan dikerjakan bersamaan secara paralel, selama 25 hari bandara sehingga akan ditutup untuk semua penerbangan,” jelas Dodi.
Berdasarkan Notice to Airmen (NOTAM) yang diterbitkan AirNav Indonesia Nomor D0814/19, Bandara APT Pranoto tutup karena ada Work in Progress (WIP) pekerjaan taxiway mulai pukul 07.00 WITA tanggal 19 November 2019 sampai dengan pukul 18.00 WITA tanggal 15 Desember 2019.
Dodi memohon agar pengguna jasa penerbangan dapat memahami kondisi ini dan berharap pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut dapat terselesaikan tepat waktu sehingga Bandara dapat beroperasi kembali secara normal.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti menyampaikan bahwa peningkatan fasilitas bandara dilaksanakan dalam rangka menjamin keselamatan, keamanan dan pelayanan kepada masyarakat.
“Sebagai komitmen pemerintah terhadap pentingnya tranportasi udara dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga memberikan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat, maka salah satu prioritas pemerintah adalah membangun dan mengembangkan bandar udara. Untuk itu, kami berterima kasih atas dukungan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang memberikan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat,” tutup Polana.
Sebelumnya, diberitakan bahwa bandara ini telah beberapa kali mengalami keretakan pada aspal taxiway ataupun runway. Kejadian pertama pada 16 Maret 2019, disusul kejadian kedua 2 Oktober 2019, dan kemudian pada 6 Oktober 2019.