Diakui Sriwijaya Air bahwa tahun lalu mereka mengalami kerugian sebesar Rp1,2trilyun. Namun tahun ini maskapai yang telah bergabung dengan Grup Garuda Indonesia ini menargetkan keuntungan sebesar Rp300miliar dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
“Tahun ini (ada) laba, tahun lalu kita rugi Rp1,2trilyun. Target di RKAP kita itu laba Rp300miliar,” ungkap Direktur Niaga Sriwijaya Air, Joseph Dajoe K. Tendean kepada IndoAviation, Senin (15/7/2019) siang di Jakarta.
Joseph juga menyebutkan bahwa kerugian yang dialami perusahaan karena banyak kebocoran-kebocoran yang terjadi, antara lain di lini produksi.
“Dulu kan banyak kebocoran-kebocoran. Di bandara ada yang main akses bagasi, di kargo, macam-macamlah yang kita singkirkan. deal-deal yang enggak benar kita beresin,” beber Joseph.
Dengan telah dilakukannya pembenahan oleh manajemen perusahaan, Joseph mengatakan saat ini pendapatan Sriwijaya Air telah tumbuh.
“Bisa dibilang ‘berbenah’ di produksi kita, terutama di kapasitas manajemen kita. Kan (kebocoran-kebocoran) itu ngegrogotin perusahaan. Begitu dihilangkan (kebocoran itu), revenue-nya nambah,” ujarnya.
Dia menyebutkan, untuk melakukan pembenahan, perusahaan juga melakukan efisiensi di segala bidang.
Perusahaan juga melakukan perbaikan pada lini produksi. Sejumlah rute yang dinilai tidak menguntungkan ditutup, sementara rute-rute yang diminati ditambah frekuensi terbangnya. Maskapai juga membuka rute-rute baru yang dinilai menguntungkan.
“Rute-rute yang rugi kita tutup, rute-rute yang untung kita buka, kita tambah (frekuensinya). Kita lakukan efisiensi di semua bidang, kebocoran-kebocoran kita singkirkan,” tandasnya.