Sebagai maskapai penerbangan yang peduli pelestarian lingkungan, Sriwijaya Air kembali mendukung program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan translokasi satwa langka ke berbagai daerah di Indonesia.
Program ini akan berlangsung selama bulan Agustus 2019 dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dari KLHK.
Wakil Presiden Sekretaris Perusahaan Sriwijaya Air, Retri Maya mengatakan bahwa Sriwijaya Air memang berkomitmen penuh menjadi maskapai penerbangan nasional yang ramah pelestarian lingkungan. Kegiatan translokasi satwa langka ini dilaksanakan secara berkelanjutan dengan menggandeng berbagai institusi maupun LSM, salah satunya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) KLHK.
“Sriwijaya Air sudah beberapa tahun belakangan ini terus menunjukkan eksistensi sekaligus komitmen menjadi maskapai ramah pelestarian lingkungan dengan melaksanakan translokasi satwa-satwa langka ke berbagai destinasi di Indonesia sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). Komitmen ini kami sempurnakan dengan pelayanan terbaik khas Sriwijaya Air serta free of charge,” kata Maya dalam pernyataan resminya, Selasa (27/8/2019).
Sementara itu, Kepala Balai KSDA Jakarta, Ahmad Munawir menyebutkan bahwa BKSDA Jakarta sangat menyambut baik kolaborasi dengan Sriwijaya Air. Pihaknya merasa sangat terbantu dalam memindahkan beberapa satwa langka ke habitatnya.
“Sriwijaya Air telah menunjukkan komitmen yang besar terhadap pelestarian lingkungan serta satwa langka dengan membebaskan biaya translokasi satwa langka ini ke tiga destinasi tujuan, yaitu Timika, Padang dan Ambon. Besar harapan kami tentunya kolaborasi ini bisa terus terjalin,” ungkapnya.
Kegiatan translokasi atau pemindahan satwa langka yang pertama terjadwalkan pada tanggal 14 Agustus 2019 dengan destinasi akhir Timika. Adapun hewan langka yang akan dipindahkan ke Timika dari Jakarta yaitu Kura-Kura Moncong Babi sebanyak 61 ekor dengan tujuan akhir Balai Besar KSDA Papua.
Pekan depan Sriwijaya Air masih dijadwalkan mendukung translokasi lainnya dengan destinasi akhir ke Padang dan Ambon untuk memindahkan beberapa satwa langka seperti Owa Ungko, Siamang dan Kakatua Tanimbar.