Setelah KA, GeNose Bakal Diterapkan pada Transportasi Laut dan Udara

Kementerian Perhubungan mempersiapkan penerapan GeNose pada transportasi laut dan udara. Sebelumnya, alat pendeteksi Covid-19 karya anak bangsa itu sudah diterapkan untuk penumpang kereta api (KA).

“Di kereta api, animo masyarakat untuk menggunakan GeNose sangat bagus. Saat ini para pemangku kepentingan di sektor perhubungan laut dan udara juga menginginkan penggunaan GeNose,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam siaran pers Selasa (23/2/2021).

Dalam mempersiapkan penerapan GeNose pada transportasi laut dan udara itu, Menhub melakukan pertemuan dengan Menko Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

Menhub datang bersama Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM Prof. Paripurna serta Inisiator dan Peneliti GeNose dari UGM Prof. Kuwat Triyana, juga Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto, Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, dan Dirut KAI Didiek Hartantyo.

“Kami melaporkan kepada Pak Menko tentang rencana itu dan tentunya akan kami lakukan dengan hati-hati,” ucap Budi.

Menurut Budi, perlu penerapan GeNose di simpul-simpul transportasi agar masyarakat mendapatkan akses terhadap alat pendeteksi Covid-19 yang terjangkau. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi potensi penularan saat menggunakan transportasi umum.

Rencananya, GeNose akan diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada akhir minggu ini (28/2/2021) secara acak (random). Sementara untuk sektor tranportasi udara akan diterapkan mulai 1 April 2021 karena masih ada pembahasan lebih lanjut tentang teknis operasionalnya.

Pemeriksaan dengan GeNose pada penumpang KA, kata Budi, bisa menjadi pembelajaran. Dia pun meminta Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut untuk mempersiapkan mekanisme dan standar prosedur operasional (SOP)-nya sesuai regulasi.

Pada kesempatan itu, Muhadjir menyampaikan dukungannya. Kata dia, GeNose merupakan produk dalam negeri serta lebih mudah dan aman digunakan, juga memiliki tingkat akurasi cukup tinggi.

“Semoga ke depannya dapat diproduksi secara massal dan dapat terus dikembangkan sehingga tingkat akurasinya semakin meningkat. Kita akan terus memperbanyak penggunaan GeNose untuk kepentingan pelayanan publik. Tidak hanya untuk perjalanan, tapi juga bisa digunakan di tempat yang lain yang sangat membutuhkan,” ucap Muhadjir.

Senada dengan itu, Luhut mengungkapkan bahwa GeNose sudah teruji dan memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan. “Saya menyetujui seluruh simpul transportasi menggunakan GeNose sebagai salah satu alternatif alat pengecekan terhadap Covid-19. Namun kualitas dari GeNose ini harus terus ditingkatkan,” tuturnya.

Penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan sudah dilakukan untuk KA jarak jauh sejak 5 Februari 2021. Juga digunakan pada penumpang bus dan kapal penyeberangan yang dilakukan random.

Didiek melaporkan, GeNose sudah diterapkan di delapan stasiun KA. Yaitu Stasiun Senen dan Gambir di Jakarta, serta di stasiun Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Solo Balapan, Yogyakarta Tugu, dan Surabaya Pasar Turi. Jumlahnya akan bertambah sampai 44 stasiun KA di Jawa dan Sumatera.

Penggunaan GeNose diminati masyarakat, ucap Didiek, karena prosesnya mudah, nyaman, dan harga lebih terjangkau. Dari delapan stasiun KA itu, hingga 23 Februari 2021 GeNose sudah mendeteksi 63.523 orang. Hasil negatif 62.906 orang dan sisanya 617 orang dengan hasil positif.

Foto: BKIP dan liputan6.com