Sebagai buntut dari insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines penerbangan ET 302 pada akhir pekan lalu, Pemerintah Australia mengumumkan larangan bagi seluruh pesawat Boeing 737 MAX untuk memasuki wilayah udaranya pada Selasa (12/3/2019).
Diwartakan AFP, keputusan Badan Keamanan Penerbangan Sipil Australia (CASA) itu bersifat sementara. CEO CASA, Shane Carmody mengatakan bahwa larangan itu diberlakukan hingga mereka memperoleh informasi terbaru mengenai peninjauan tentang keamanan dari pesawat jenis tersebut.
“CASA menyadari dan menyesalkan jika ada penumpang yang merasa kecewa. Namun menurut kami, ini adalah langkah terbaik untuk menjamin keamanan,” tegas Carmody.
Berdasarkan data CASA, Fiji Airways akan menjadi maskapai penerbangan yang paling terdampak atas adanya larangan tersebut.
Australia mengikuti langkah negara seperti Singapura, China, maupun Indonesia yang melarang adanya Boeing 737 MAX beredar di zona udara mereka.
Sementara itu, maskapai Argentina, Aerolineas Argentinas, mengumumkan bahwa mereka untuk sementara waktu mencekal Boeing 737 MAX 8 beroperasi.
Dalam pernyataan yang disampaikan Senin malam (11/3/2019), Aerolineas menyebutkan penangguhan itu terjadi hingga penyelidikan kecelakaan Ethiopian dirampungkan. Maskapai juga akan mengandangkan lima unit pesawat 737 MAX 8.
“Bagi Aerolineas Argentinas, keselamatan merupakan nilai terpenting,” ujar Aerolineas.
Diwartakan sebelumnya, armada pesawat Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines jatuh dekat Bishoftu, sebuah kota yang berjarak 60 km dari tenggara ibu kota Addis Ababa, Minggu (10/3/2019).
Pesawat jatuh enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole. Insiden ini menewaskan 149 penumpang dan delapan awak pesawat.