Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Perhubungan Endang Budi Karya Sumadi meminta Direktorat Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut untuk memberi apresiasi bagi seluruh petugas menara suar (PMS) di seluruh Indonesia. Saat ini, menara suar di Indonesia dijaga oleh sekitar 491 PMS, terdiri dari teknisi dan operator yang bertugas jauh dari lingkungan sosial dan keluarga dalam kurun waktu lama.
“Nanti, pada Hari Menara Suar Internasional 2019 pada 22 September, semua petugas menara suar itu, ada 491 orang, semuanya diberi apresiasi,” kata Endang pada acara Apresiasi kepada Penjaga Menara Suar dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional 2019 di Cikoneng, Banten, Selasa (10/9/2019).
PMS bekerja tidak kenal menyerah dan lelah menjaga cahaya menara suar agar tetap terang dan menerangi para pelaut. Maka layaklah mereka disebut “pahlawan di tengah lautan”. “Apresiasi itu sebagai bentuk kepedulian dan kami sayang pada mereka, walaupun dari jauh,” kata Endang.
“Ada pesan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, semua petugas menara suar agar tetap bekerja dengan penuh semangat demi kemajuan perhubungan; demi kemajuan kenavigasian perhubungan, dan sehat selalu. Kita harus melayani masyarakat transportasi lebih dan lebih lagi,” tutur Endang.
Sebelumnya, Direktur Kenavigasian Ditjen Perhuhungan Laut, Basar Antonius mengatakan, apresiasi diberikan sebagai pemacu dalam memperkuat semangat kerja PMS demi keselamatan pelayaran. “Seluruh distrik navigasi memberi perhatian serius karena untuk meningkatkan keselamatan pelayaran itu memerlukan dedikasi tinggi dari petugas menara suar,” ucapnya.
Apa itu menara suar? Menara suar adalah bangunan tinggi menjulang dengan sumber cahaya di puncaknya untuk membantu navigasi kapal laut. Menara suar disebut juga mercusuar atau menara api. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menara yang dibangun di pantai, pulau kecil di tengah laut, daerah berbatu karang, dan sebagainya, yang memancarkan sinar isyarat pada waktu malam hari untuk membantu navigasi (pelayaran).
Fungsinya sebagai alat petunjuk bagi keselamatan kapal dalam pelayaran. Ada lagi fungsi lainnya, yaitu untuk mempertegas kedaulatan negara Indonesia. Banyak menara suar yang letaknya di wilayah perbatasan negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memiliki 284 menara suar yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaannya di lokasi terpencil dan perbatasan dengan negara-negara tetangga. Beberapa di antaranya memiliki nilai historis dan strategis di Indonesia.
Menara suar di Cikoneng atau dikenal dengan Mercusuar Anyer, misalnya. Dibangun tahun 1885 oleh Pemerintah Kolonial Belanda waktu itu. Namun, kata Basar, menara suar ini merupakan menara kedua karena menara suar pertama yang dibangun tahun 1806 hancur nyaris tak bersisa oleh ganasnya letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Sisanya hanya penanda fondasi yang jaraknya kurang lebih 30 meter dari menara sekarang.
“Fondasi itu menjadi penanda titik nol kilometer atau awal pembangunan jalan Anyer-Panarukan,” kata Basar.
Menara suar yang dibangun pada masa kepemimpinan Z.M Williem III itu berada di area seluas 16.312 meter persegi. Menara suar yang terbuat dari baja tertutup bertinggi 85 meter itu sampai saat ini berdiri tegak dan kokoh. Fungsinya sebagai penanda bagi nahkoda kapal yang berlayar di perairan Selat Sunda.
“Kawasan menara suar ini harus dijaga kebersihan dan ditambah keasriannya,” kata Endang, yang didampingi Ketua DPW Ditjen Perhubungan Laut Suheni Agus Purnomo memberikan apresiasi secara simbolis kepada 10 PMS dan santunan bagi anak-anak yatim piatu, juga menanam pohon.