Seluruh Pengadaan Alutsista di Renstra III Akan Dituntaskan TNI AU Tahun Ini

Tahun 2019 merupakan tahun strategis dan sangat menentukan bagi TNI Angkatan Udara (AU) karena merupakan tahun terakhir program Rencana Strategis (Renstra) III sekaligus kebijakan Minimum Essential Force (MEF) tahap II periode 2015-2019. Dengan demikian, penyelesaian tugas-tugas perencanaan akan dilaksanakan seluruhnya.

“Tahun depan kita sudah mulai Renstra IV tahun 2020-2024. Tentunya di renstra yang sekarang kita harus menyelesaikan tugas dan juga kita sekaligus harus merencanakan untuk kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, baik dalam pembangunan pertahanan udara maupun pembinaan personel,” terang Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Yuyu Sutisna di Mabesau, Cilangkap, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Tahun ini, Yuyu bertekad akan menuntaskan seluruh pengadaan alutsista yang ada di Renstra III. “Sehingga kontrak-kontrak pengadaan yang sekarang sedang diproses di Kementerian Pertahanan diharapkan bisa selesai di tahun 2019,” ungkapnya.

Dia merinci, kontrak-kontrak yang harus diselesaikan terdiri dari pesawat tempur generasi 4.5 pengganti F-5 E/F Tiger II, lima unit C-130 J Super Hercules, 9 unit NC-212, 8 helikopter H225M Super Cougar, dan 6 unit UAV kualifikasi MALE (Medium-Altitude Long-Endurance).

Selain itu pesawat lain yang akan dibeli adalah 6 unit Canadair CL-415 “SuperScooper” pabrikan Viking Air Ltd, Kanada. Pesawat ini akan digunakan untuk misi pengintaian, pencarian dan pertolongan (SAR), serta pemadaman kebakaran.

Alutsista lainnya akan akan diselesaikan pengadaannya adalah rudal NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile), rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile) dan meriam hanud Oerlikon Skyshield.

“Itu kira-kira pengadaan yang akan dilaksanakan di 2019. Kita ketahui bahwa alutsista tersebut tentunya tidak bisa sekarang dipesan, (lalu) sekarang datang. Akan bertahap mulai akhir 2020 dan seterusnya. Sehingga itulah yang saya katakan tadi kita optimis 2024 tercapai MEF tahap III,” ujarnya.

Di renstra berikutnya, Yuyu menyebutkan bahwa TNI AU akan mengembangkan Network Centric Warfare, serta pengadaan pesawat tanker dan AWACS (Airborne Warning and Control System).

“Dengan demikian diharapkan di akhir tahun 2024 atau di akhir Renstra IV Indonesia sudah memiliki TNI AU yang kuat, yang bisa menjaga keamanan di kawasan,” tutupnya.