Angkata Udara Selandia Baru Terima P-8A Poseidon

IndoAviation – Angkatan Udara Selandia Baru (RNZAF)  telah menerima pesawat pertama dari empat pesawat patroli maritim Boeing P-8A Poseidon yang dipesan tahun 2018.

Dalam sebuah pernyataan, Boeing mengatakan telah menyerahkan pesawat tersebut kepada  RNZAF di Museum of Flight di Seattle, Washington, pada 7 Desember. Pengiriman ini dilakukan selama delapan bulan, setelah serah terima “pembayaran” diumumkan pada 16 Maret.

“Sebagai negara maritim, pengiriman P-8A akan memastikan Selandia Baru mempertahankan kemampuan patroli dan respons yang akan melindungi dan mendukung penegakan hukum di Zona Ekonomi Eksklusif kami dan Samudra Selatan,” kata Sarah Minson, penjabat Deputy Secretary Capability Delivery, Kementerian Pertahanan Selandia Baru.

Minson menambahkan bahwa “P-8A juga akan membantu tetangga Pasifik Selatan kami dan memberikan kemampuan pencarian dan penyelamatan jarak jauh.”

Menurut pengumuman Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada April 2017, setiap pesawat akan dilengkapi dengan Tactical Open Mission Software (TOMS), dan peralatan intai maritim lainnya.

Boeing P-8A Poseidon akan dipakai untuk menggantikan enam pesawat patroli maritim P-3K2 Orion yang sudah tua, yang telah dioperasikan oleh RNZAF sejak 1960-an. Orion dioperasikan di Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Selandia Baru di Ohakea.

Modernisasi pesawat intai maritim RNZAF ini terealisasi setelah empat tahun lalu Pemerintah Selandia Baru menandatangani perjanjian dengan Angkatan Laut AS untuk pengadaan  P-8A.

“Kemampuan patroli maritim multi-misi yang tak tertandingi dari P-8 akan memberi Selandia Baru kemampuan untuk memperluas jangkauan mereka ke Pasifik dan sekitarnya,” kata Philip June, vice president and program manager, P-8 Programs.

Dengan mengoperasikan P-8, Selandia Baru telah bergabung dengan delapan pelanggan global Boeing lainnya, termasuk Australia yang telah mengoperasikan P-8 lebih awal. Dengan mengoperasikan P-8, ada  banyak manfaat bisa diperoleh dari kemampuan pengawasan dan peperangan maritim jarak jauh.

Tiga pesawat P-8 Selandia Baru yang belum dikirimkan saat ini sedang dalam tahap produksi lanjutan. Ketiganya akan dikirim pada tahun 2023.

Hingga saat ini, armada P-8 yang beroperasi secara global telah mengumpulkan lebih dari 450.000 jam terbang.

P-8 didesain sebagai pesawat perang anti-kapal selam jarak jauh, perang anti-permukaan, intelijen, pengawasan dan pengintaian yang mampu melakukan operasi maritim dan  pesisir. Selain itu, P-8 juga dapat melakukan misi kemanusiaan dan pencarian dan penyelamatan.