Maskapai berbiaya rendah (LCC) Citilink Indonesia berhasil mencatatkan hasil kinerja positif sepanjang tahun 2018 dan di dua bulan awal 2019. Rata-rata tingkat keterisian kursi (SLF) maskapai ini pada setiap penerbangan lebih dari 80 persen.
“Citilink mencapai kinerja yang positif selama tahun 2018, sehingga Citilink Indonesia optimis untuk mencatatkan hasil positif di kuartal pertama ini yang umumnya merupakan kuartal lemah,” kata Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo, Senin (4/3/2019).
Citilink Indonesia telah menerbangkan 15 juta penumpang selama tahun 2018 atau naik 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang.
“Untuk tahun 2019, Citilink Indonesia juga optimis untuk dapat mencapai target mengangkut 18 juta penumpang hingga akhir tahun 2019,” sambungnya.
Citilink Indonesia juga berhasil meningkatkan pertumbuhan volume produksinya sebesar 17 persen pada tahun 2018 jika dibandingkan tahun 2017.
Sedangkan untuk market share dibanding maskapai domestik lainnya, Citilink Indonesia mencatatkan market share tertinggi kedua di kelas LCC, yaitu sebesar 14,29 persen pada tahun 2018. Jumlah ini meningkat dari tahun 2017 sebesar 12,62 persen.
Menurut data dari Centre for Aviation (CAPA), Citilink Indonesia merupakan maskapai LCC terbesar kedua di Indonesia dengan kekuatan armada sebanyak 61 pesawat.
Tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) Citilink Indonesia periode Januari – Februari 2019 tercatat sebesar 91,7%.
Juliandra menjelaskan bahwa pada tahun 2019 Citilink telah dan terus membuka berbagai rute baru di internasional lainnya di Asia maupun domestik, khususnya di secondary cities.
Maskapai pelat merah ini juga menambah frekuensi di rute-rute potensial untuk mengakomodir kebutuhan pelanggan.
Citilink Indonesia menargetkan total jumlah armada menjadi 70 pesawat pada tahun 2019 yang terdiri dari pesawat Airbus A320, ATR 72-600 dan beberapa pesawat berbadan lebar.