RUPSLB Garuda Setuju Penerbitan Global Bonds 750 Juta Dollar AS

Pemegang saham Garuda Indonesia menyetujui transaksi material penerbitan Global Bonds sebesar-besarnya 750 juta dollar AS melalui agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Global Bonds ini dibutuhkan untuk memperbaiki struktur pembiayaan perusahaan.

“Surat berharga yang kita miliki akan jatuh tempo kurang dari satu tahun ini dengan jumlah lebih dari 60 persen. Yang jatuh tempo pada Juli 2018 sebesar 2 triliun rupiah dan tahun 2020 sebesar 500 juta dollar AS,” ujar Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, usai RUPST di Auditorium Gedung Manajemen Garuda City Center, Cengkareng, Kamis (19/4/2018).

Global Bonds yang akan diterbitkan di Singapura itu, kata Pahala, menunggu waktu yang tepat untuk dilemparkan ke pasar dan melakukan roadshow. “Kita lihat kesempatan market-nya. Sekarang kami sudah melakukan persiapan dan pada akhir April ini persiapan itu sudah selesai semuanya,” ucapnya.

Menurut Pahala, untuk memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan, Garuda bersama jajaran anak perusahaan mencanangkan strategi bisnis jangka panjang “Sky Beyond 3.5” pada awal 2018. Strategi ini menjadi value-driven grup perusahaan dengan target valuation Garuda Indonesia Group sebesar 3,5 miliar tahun 2020.

“Tahun 2020, grup Garuda juga menargetkan profit perusahaan dengan estimasi mencapai 170 juta dollar AS,” ungkap Pahala, yang menyebut bahwa saat ini kontribusi anak-anak usaha kian signifikan mencapai 23 persen. Target lainnya adalah jumlah penumpang mencapai 45 juta orang dan memperkuat capaian tingkat ketepatan waktu hingga 92 persen dengan standarisasi layanan bintang 5.

Dalam RUPST kali ini, ada beberapa perubahan anggaran dasar dan peraturan Menteri BUMN. Di samping itu, RUPST juga memutuskan pemberhentian dengan hormat terhadap Direktur Produksi Puji Nur Handayani. Gantinya adalah Direktur Operasi Capt Triyanto Moeharsono dan Direktur Teknik I Wayan Susena. Begitu juga dengan susunan Dewan Komisaris yang mengalami perubahan dengan masuknya Komisaris Independen Herbert Timbo Parluhutan Siahaan.

Pahala mengatakan, pada tahun-tahun mendatang dinamika industri penerbangan semakin kompetitif, sehingga akselerasi bisnis perusahaan harus dikembangkan. Dengan struktur manajemen baru diharapkan dapat mendukung upaya perseroan dalam mengakselerasi kinerja bisnis yang dijalankan.

Tahun 2018, Garuda menargetkan pertumbuhan kapasitas penumpang hingga mencapai 9-10 persen. “Pencapaian ini menjadi tantangan bagi perusahaan, khususnya melihat proyeksi nilai tukar mata uang asing dan harga bahan bakar pesawat yang masih fluktuatif,” tutur Pahala.