Revisi Doktrin Induk TNI AU Harus Lebih Praktis dan Mudah Dipahami

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Yuyu Sutisna menegaskan, hasil revisi doktrin induk TNI Angkatan Udara (AU) Swa Bhuwana Paksa (SBP) harus lebih praktis, mudah dipahami, akomodatif, konsisten, dan aplikatif.

Menurutnya, revisi doktrin induk TNI AU SBP perlu terus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan perubahan zaman agar sesuai kebutuhan organisasi, perkembangan lingkungan strategis, ilmu pengetahuan dan teknologi, hakikat ancaman, dan gangguan serta modernisasi alutsista.

Penegasan tersebut disampaikan Yuyu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Kasau, Marsdya TNI Fahru Zaini Isnanto saat membuka seminar nasional Revisi Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa di Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Lebih jauh Yuyu menjelaskan, doktrin TNI AU SBP harus mengakar kuat dalam jiwa sanubari prajurit TNI AU. Oleh karenanya, doktrin ini harus menjadi sumber inspirasi untuk membangkitkan semangat, motivasi juang, dan moralitas kinerja prajurit TNI AU yang profesional, militan dan inovatif.

“Visi dan misi TNI AU dicerminkan melalui makna semboyan dan lambang Swa Bhuwana Paksa yang merupakan proyeksi dari tugas TNI AU, yakni mewujudkan pertahanan nasional di udara untuk melindungi keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas maupun kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Yuyu.

Doktrin ini akan menjadi pedoman bagi TNI AU dalam melaksanakan tugas, baik dalam konteks penggunaan kekuatan melalui operasi militer perang dan operasi militer selain perang, maupun dalam konteks pembinaan kekuatan melalui pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan.

Seminar diikuti 164 peserta dengan mengangkat tema “Membangun Kemampuan Operasi TNI AU Modern untuk Menghadapi Ancaman Pertahanan Negara”. hadir sebagai narasumber Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Prof. Atif Latifulhayat, dan Wibawanto Nugroho Widodo.