Regulator dan Operator Penerbangan Berbagi Berkah Ramadhan

Sebanyak 1.500 anak yatim diberi santunan sebagai berkah pada bulan suci Ramadhan 1439 Hijriah. Ramadhan memang merupakan momen terbaik untuk berbagi kebaikan dan kebahagiaan pada sesama umat manusia.

Santunan bagi anak-anak yatim tersebut diadakan oleh Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan sebagai regulator penerbangan sipil nasional. Regulator pun menggandeng para operator penerbangan, yakni maskapai, bandara, ground handling, navigasi, fasilitas MRO, katering penerbangan, juga perusahaan kontraktor pembangunan.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan, kegiatan santunan anak-anak yatim tersebut merupakan wujud rasa syukur serta menjadi doa dan meminta pertolongan Allah swt untuk kelancaran penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun 2018 di sektor transportasi udara. “Anak-anak yatim ini juga sebagian dari mitra kita,” ujarnya pada acara tersebut di Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Agus pun mengingatkan para operator akan tugas untuk melaksanakan program Pemerintah dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran yang berlangsung sekitar 18 hari (7-24 Juni 2018). “Perlu keseriusan, konsentrasi, dan ketepatan kita semua dalam membuat kebijakan dalam pelaksanaannya,” ucapnya.

Ditambahkannya, “Dalam kesempatan ini, marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Memohon bantuan dan petunjuk-Nya agar langkah-langkah dan upaya yang kita kerjakan mendapat ridho-Nya, terutamta berkesempatan menyumbangkan sebagian rezeki yang kita dapat untuk kita sampaikan kepada yang berhak.”

Sebelumnya, Sekretaris Ditjen Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno melaporkan, kegiatan “Buka Puasa Bersama Anak Yatim” itu merupakan yang kedua kalinya. Yang pertama tahun 2017 dengan mengundang 1.000 anak yatim.

“Tahun ini alhamdulillah kita dapat mengundang 1.500 anak yang sholeh dan sholehah untuk mendapatkan santunan langsung dari stakeholder di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Jumlah santunan yang diberikan Ditjen Perhubungan Udara dan stakeholder berjumlah Rp1,32miliar,” ujar Pramintohadi.