Pushidrosal Temukan CVR Pesawat B737 MAX 8 PK-LQP Lion Air
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) yang digandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat B737 MAX 8 PK-LQP Lion Air penerbangan JT 610, Senin (14/01/2019).
KRI Spica-934 menemukan CVR pada posisi koordinat 05 48 46,503 S – 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Kapal tersebut memang dikerahkan untuk menjalankan misi pencarian CVR dan Human Remains pesawat tersebut.
Setelah berhasil mengetahui posisi CVR, tim penyelam dari Dislambair Koarmada I yang terdiri dari 18 personel lengkap dengan peralatan Scuba dan 3 personel dari Kopaska, melaksanakan penyelaman dilokasi titik koordinat tersebut.
Kemudian pada pukul 8.40 WIB, Serda Satria Margono, salah seorang tim penyelam berhasil menemukanya satu lagi kotak hitam pesawat nahas tersebut.
Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/01/2019). Keberangkatan kapal survei Hidro – Oseanografi di bawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto.
Keberangkatan KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini untuk terus mencari keberadaan CVR yang telah berbulan-bulan belum ditemukan.
Kapal tersebut dilengkapi dengan peralatan seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari kotak hitam pesawat tersebut.
Selain peralatan tersebut, KRI Spica-934 yang dikomandani Lekol Laut (P) Hengky Iriawan membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta 6 orang ilmuwan.
Tim ini hanya memiliki waktu untuk melakukan pencarian selama 15 hari sejak diterjunkan Selasa lalu.
Pesawat pabrikan Boeing milik Lion Air tersebut mengalami permasalahan teknis di udara sehingga membuatnya jatuh di perairan Tanjung karawang pada 29 Oktober 2018. Pascakejadian, kedua kotak hitam pesawat, FDR dan CVR, hanya memiliki waktu 90 hari untuk memancarkan sinyal ping.
Sebelumnya, satu kotak hitam pesawat tersebut, Flight Data Recorder (FDR), berhasil ditemukan pada 1 November 2018. Di saat waktu yang tersisa lebih kurang 15 hari lagi, kotak hitam kedua berhasil ditemukan dan diangkat kepermukaan.
Pencarian dilakukan dalam radius 5 meter di koordinat yang diperkirakan tempat keberadaan CVR. Penemuan CVR berjarak 50 meter di lokasi diketemukannya FDR.
Related Post
More Stories
ASDP Prediksi Raih Laba Rp541Miliar Tahun 2022
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimis dapat mempertahankan kinerja keuangan positif perusahaan hingga akhir tahun 2022. Setelah berhasil mengantongi laba...
KNKT: Pelayaran Kapal Ikan Harus Segera Dibenahi, Cegah Kebakaran Kapal di Pelabuhan Perikanan
Ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia pada kurun waktu 2018-2021. Demikian yang tercatat di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)....
Garuda Mulai Mengembalikan Pesawat Bombardier CRJ-1000
Secara bertahap, Garuda Indonesia mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, yang pernah dioperasikannya sejak tahun 2013. Hal ini merupakan bagian dari...
NC212i PTDI Terbang Ferry, Dipesan Thailand untuk Jadi Pesawat Rainmaking
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu NC212i, yang dipesan Thailand untuk dioperasikan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA)....
AirNav Optimalkan Potensi Anak Muda Milenial sebagai Unggulan Pemberdayaan SDM
AirNav Indonesia memiliki mayoritas sumber daya manusia (SDM) berusia milenial. Agar potensi anak muda yang luar biasa ini lebih terekspos...
Usung New Smart Metropolis IKN, Menkominfo Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menjajaki penerapan teknologi Qualcomm, baik untuk smart new capital city di ibu...