Pusat Studi Air Power Indonesia, Wadahnya Para Pecinta Dirgantara

air power

Mulai awal tahun 2019 digelar kegiatan pusat belajar dan kajian tentang kedirgantaraan yang menggunakan wadah perkumpulan dengan terminologi Pusat Studi Air Power Indonesia.

Saat pertemuan perdana pada 9 Januari lalu, forum ini mempertemukan para akademisi dan praktisi bidang kedirgantaraan. Mereka “curhat” mengenai apa saja yang menjadi pandangan mereka dalam melaksanakan tugas kesehariannya serta ide yang ingin disampaikan.

Namun sejujurnya, menurut salah satu penggagas forum ini, Marsekal (Pur) TNI Chappy Hakim (21/1/2019), siapapun yang berminat dan perduli terhadap perkembangan kedirgantaraan di Tanah Air bisa untuk menjadi anggota Pusat Studi Air Power Indonesia.

Sepanjang tahun 2019, rencana kegiatan utama perkumpulan ini akan diskusi bulanan yang akan diselenggarakan pada setiap hari Rabu minggu pertama. Setiap tiga bulan sekali juga akan menerbitkan karya tulis berupa buletin atau jurnal dari hasil diskusi yang berlangsung.

Chappy berharap di masa mendatang Pusat Studi Air Power Indonesia dapat menjadi semacam “think tank” bagi para pengambil keputusan kebijakan, khususnya di bidang kedirgantaraan.

Namun demikian, saat ini belum diketahui apa dan bagaimana wujud perkumpulan ini, serta bagaimana pembiyaannya.

Akan tetapi, niat luhurnya adalah memulai langkah terlebih dahulu dengan sukarela untuk menggelar kegiatan diskusi yang akan menghasilkan tulisan ringkas mengenai pemikiran-pemikiran positif tentang kedirgantaraan.

“Respon dari banyak pihak, terutama akademisi dan para praktisi, ternyata cukup antusias menyambut ide ini dan semoga Pusat Studi Air Power akan dapat berkembang dan bermanfaat,” tutur Chappy.

Disebutkannya, forum ini juga telah melaporkan kelahirannya kepada beberapa pejabat seperti Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Udara dan Menteri Perhubungan RI serta Rektor UI.

Alhamduliah menyambut baik ide pembentukan Pusat Studi Ini,” ungkapnya.

Dia juga berharap semoga ke depan akan lebih banyak lagi para praktisi dan akademisi yang bergabung agar pusat studi ini benar-benar dapat memberikan kontribusinya pada derap pembangunan kedirgantaraan di Indonesia.