Boeing [NYSE: BA] dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), (29/8) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang teknologi manufaktur, sertifikasi, serta dukungan dan pemeliharaan terhadap produk gaya angkat vertikal (atau vertical lift). MoU ini merupakan langkah penting untuk mendukung Indonesia dari segi pembangunan ekonomi saat ini dan di masa depan serta pertumbuhan sektor kedirgantaraan.
“PTDI adalah mitra utama dalam membangun sektor kedirgantaraan Indonesia dan kami telah menunjukkan kemampuan di bidang desain dan pengembangan pesawat terbang, manufaktur struktur, serta produksi dan layanan untuk pesawat komersial dan militer,” kata Elfien Goentoro, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia. PTDI, jelas Elfien, telah menjadi pemasok untuk Boeing Commercial Airplanes, dan perjanjian ini akan memperluas kerja sama antara PTDI dan Boeing pada bidang militer dengan peluang di bidang kemampuan gaya angkat vertikal.
Hubungan Boeing dan Indonesia telah terjalin cukup lama. “Boeing dan industri dirgantara Indonesia telah bekerja bersama selama hampir 70 tahun,” tutur Skip Boyce, Presiden Boeing Southeast Asia.
Tahun 1949 Garuda Indonesia, beroperasi menggunakan Douglas DC-3 yang merupakan salah satu produk Boeing (dahulu Douglas). Saat ini, Boeing telah menjadi pesawat populer di Indonesia dan digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan nasional. Kerjasama Indonesia dan Boeing pun telah berkembang tidak hanya di dibang penerbangan komersial, tetapi juga hingga sekotr pertahanan, ruang angkasa, serta penelitian dan teknologi. Pada bidang militer, pemerintah Indonesia telah menandatangani surat penawaran dan penerimaan dengan pemerintah AS (Agustus 2013) mengenai pengadaan 8 helikopter militer Apache AH-64E. Pengiriman kedelapan helikopter telah diselesaikan awal tahun ini.
