IndoAviation – Polandia bantah bakal mengirim F-16 buatan Amerika ke Ukraina. Begitu kata Wakil Menteri Pertahanan Polandia, Wojciech Skurkiewicz, sehari setelah Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa negaranya mau menyumbangkan F-16 asalkan dilakukan sebagai bagian dari upaya bersama yang melibatkan negara-negara NATO lainnya.
Menanggapi pernyataan PM Polandia, Selasa kemarin, Pawel Krutul, seorang anggota parlemen Polandia yang juga Wakil Ketua Komite Pertahanan Nasional Parlemen, mengunggah sebuah tweet yang berisi “Jika Kementerian Pertahanan Nasional memberikan pesawat tempur F-16 kepada Ukraina sebagai pengganti MiG-29 Rusia, itu berarti kita melucuti diri sendiri.”
Menanggapi pesan itu twit itu, Skurkiewicz menulis: “Tidak ada topik untuk memberikan F-16 Polandia.”
Sementara itu pada hari Senin, PM Polandia Morawiecki memberikan klarifikasi kepada media bahwa dalam memberikan bantuan pesawat tempur kepada Ukraina, seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu dengan bantuan pesawat MiG-29, pemberian bantuan pesawat tempur untuk Ukraina akan dikoordinasikan, diimplementasikan dan, mungkin, ditransfer bersama dengan pesawat tempur lain dari negara-negara anggota NATO.
Menurut media lokal, Polandia saat ini memiliki 48 pesawat tempur F-16.
Di Ukraina, Andrey Yermak, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, menyatakan bahwa Ukraina sedang melakukan negosiasi untuk mendapatkan pesawat tempur F-16. Katanya, akan hal itu, pemerintah Ukraina sudah mendapat sinyal positif dari Polandia.
Sementara itu, sejumlah media juga memberitakan bahwa beberapa pejabat militer Amerika Serikat juga secara diam-diam mendorong departemen pertahanan untuk menyetujui pengiriman F-16 ke Kiev.
Mengutip staf Pentagon yang tidak disebutkan namanya, media Politico melaporkan, upaya-upaya itu sekarang mendapatkan momentum setelah Washington memberikan lampu hijau untuk pengiriman tank Abrams ke Ukraina.
Ketika ditanya oleh wartawan pada hari Senin kemarin, apakah Amerika Serikat memiliki rencana seperti itu, Presiden Joe Biden membantahnya.
Foto: Wikimedia / Steven Lek