Kenapa Maskapai Internasional Enggan Pindah ke Terminal 3?

Beberapa maskapai asing belum pindah ke Terminal 3 (T3) Bandara Internasional Soekarno-Hatta sampai saat ini. Sebut maskapai-maskapai yang punya nama, seperti Emirates Airlines, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Eva Air, All Nippon Airlines (ANA), Asiana Airlines, dan Qatar Airways.

Belum ada tanda-tanda kalau mereka akan segera pindah ke T3. Pernah saya tanya pada Country Manager Emirates untuk Indonesia, Rashid Al Ardha, kenapa belum pindah ke T3? Tahun 2017, alasannya menunggu habis tahun karena terkait anggaran operasional dari kantor pusatnya. Tahun 2018, tak ada jawaban karena, kata dia, ini masalahnya sensitif.

Kelihatannya, pengelola bandara pun tidak segiat sebelumnya untuk “mengajak” mereka pindah dari T2. Kalau dikaitkan dengan kondisi T3, masih ada pengembangan terminal, terutama untuk penambahan garbarata. Fasilitas penghubung dari terminal langsung ke pintu pesawat ini, menjadi salah satu tuntutan maskapai-maskapai tersebut demi kenyamanan penumpangnya.

Di T3 saat ini ada 44 garbarata –T2 juga 44 dan T1 ada 23 garbarata. Jumlah ini kenyataannya kurang untuk menampung pesawat yang tiba bersamaan. Tak heran jika seringkali pesawat parkir di remote apron dan kita menggunakan bus untuk sampai ke terminal atau akan naik pesawat.

Kondisi lainnya, T3 sekarang sudah penuh penumpang. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengakui kalau tahun ini akan tembus 28 juta penumpang, padahal kapasitas T3 itu 25 juta penumpang per tahun. “Padahal belum semua maskapai asing pindah kan?” katanya.

Boleh jadi kenyamanan penumpang akan terganggu jika penumpang di T3 terus bertumbuh. Apalagi kalau tidak ada inovasi dalam penataan interior terminal agar arus penumpang lancar dan pengguna jasa tetap nyaman.

Sebagai tuan rumah, pengelola Soekarno-Hatta tentu ingin menjamu tamu-tamunya, termasuk maskapai asing, dengan menu yang prima. Kalau kondisinya seperti itu, apalagi yang akan ditawarkan? “Kenapa harus pindah, kalau di tempat baru tidak menjadi lebih baik? Lebih mahal lagi!” seorang teman membisikkan pesan dari maskapai asing.

Sepertinya, saat ini AP II sedang memetakan kembali peruntukan terminal-terminalnya. T1 dan T2 akan dijadikan LCCT atau terminal untuk penerbangan hemat biaya, sedangkan T3 dan nanti T4 untuk maskapai full service dan asing. Untuk menjadi bandara terbaik dunia, pelayanannya memang harus hebat.