Selama beberapa dekade terakhir, angkatan udara selalu menjadi komponen militer utama yang terlibat dalam semua krisis atau konflik militer. Di perang Falklands hingga Teluk. Atau di perang Bosnia dan Kosovo. Juga, perang Afganistan sampai Libya. Juga di Mali, Republik Afrika Tengah, Irak dan Suriah. Pesawat tempur menjadi garda depan dalam melumpuhkan musuh dari udara.
Dalam perang modern, dominasi kekuatan udara adalah suatu keharusan, sehingga operasi udara-ke-darat dan udara-ke-laut dapat dilakukan dengan aman dan efisien. Penerbangan militer merupakan senjata paling strategis dan mematikan, baik dalam hal efektivitas tempur karena teknologi yang dimilikinya. Dalam konflik asimetris dan kontra-pemberontakan, angkatan udara juga berada di garis depan karena fleksibilitasnya dan daya serangnya dapat melumpuhkan lawan dari udara. Inilah bukti betapa penting keberadaan sebuah angkatan udara uang mumpuni dan menggetarkan.
Sebagai negara yang memiliki kawasan yang sangat luas, pemerintah Indonesia juga membangun angkatan udaranya. Awal tahun ini Indonesia menjalin kontrak pengadaan pesawat tempur dengan Perancis. Kedua negara sepakat dan menjalin kontrak untuk pengadaan 42 pesawat tempur Rafale. Seperti apa sosok pesawat ini?
Rafale dibuat oleh perusahaan Perancis, Dassault Aviation. Sosoknya boleh dibilang moderat. Panjangnya hanya sekitar 15 meter, lebar sayapnya 11 meter, dan beratnya sekitar 10 ton. Ada tipe berkursi tunggal dan kursi ganda. Pesawat bisa terbang sejauh 3.700km. Mesinnya ada dua. Bisa angkut senjata cukup banyak. Dan keberdaan canard di bagian kiri-kanan samping kokpit yang menjadi ciri khasnya.

Lalu apa kecanggihan lain dari pesawat ini?
Rafale punya kemampuan omnirole alias bisa dipakai untuk keperluan apa ajah. Kemampuan omnirole ini ditetapkan sebagai syarat utama desain pesawat.
Ketika program Rafale diluncurkan, Angkatan Udara Prancis dan Angkatan Laut Prancis menerbitkan persyaratan bersama untuk pesawat omnirole yang harus menggantikan tujuh jenis pesawat tempur yang saat itu beroperasi.
Pesawat baru ini harus mampu melaksanakan berbagai misi yang sangat luas, yakni sebagai pertahanan udara / superioritas udara, anti serangan udara, pengintaian, dukungan udara jarak dekat, penargetan dinamis, serangan udara-ke-darat, serangan anti-kapal, bisa bawa senjata nuklir, serta pengisian bahan bakar di udara. Dan kemampuan omnirole ini jelas merupakan satu jawaban tepat untuk militer banyak negara.
Rafale mampu menggabungkan semua keunggulan teknologinya, sehingga dapat dipergunakan untuk menangkal ancaman yang sudah terdeteksi maupun yang tersembunyi. Rafale dapat memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata yang muncul dalam konteks geopolitik yang terus berubah, dan tetap menjadi yang terdepan dalam inovasi teknis.
Berkat keserbagunaannya, kemampuan beradaptasi, dan kemampuannya untuk memenuhi semua persyaratan misi udara, Rafale adalah pesawat tempur yang memberikan jalan ke depan bagi angkatan udara yang dihadapkan pada persyaratan untuk melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit daya untuk mengoperasikannya.
Dengan ukuran yang moderat (tak terlalu besar dan tak terlalu kecil), Rafale sangat kuat dan luar biasa lincah. Pesawat tempur terbaru dari Dassault Aviation ini tidak hanya mengintegrasikan berbagai sensor paling modern, tetapi juga melipatgandakan efisiensinya dengan berbagai terobosan teknologi. Jadi bisa diyakini, dengan megoperasikan Rafale pertahanan udara atau kedaulatan udara sebuah negara akan lebih efisien. Cukup satu pesawat untuk berbagai keperluan.
Rafale tersedia dalam berbagai varian. Varian C kursi tunggal didesain untuk kebutuhan angkatan udara. Masih untuk angkatan udara, ada Rafale B dua kursi. Lalu ada Rafale M kursi tunggal untuk angkatan laut. Dan, masing-masing bisa dibikin sesuai spesialisasinya.