Pada satu minggu periode larangan mudik 6-12 Mei 2021, hanya sekitar 35 persen pergerakan pesawat udara di Indonesia yang dicatat AirNav Indonesia. Persentase ini dibandingkan dengan satu minggu periode sebelum larangan mudik pada 29 April-5 Mei 2021. Penurunan pergerakan pesawat udara di 52 bandara di seluruh Indonesia itu rata-rata 65,54 persen.
“Jumlah pergerakan pesawat udara, baik take off maupun landing untuk rute domestik dan internasional di 52 bandara selama periode peniadaan mudik turun signifikan. Dari 23.469 pergerakan selama satu minggu sebelum periode peniadaan mudik manjadi 8.087 pergerakan selama periode peniadaan mudik,” ujar M. Pramintohadi Sukarno, Direktur Utama AirNav Indonesia dalam siaran pers Selasa (18/5/2021).
Pramintohadi mengatakan, penerbangan yang masih beroperasi adalah yang memang masih diizinkan untuk beroperasi. Yakni penerbangan Pimpinan Lembaga Tinggi Negara RI dan tamu kenegaraan, untuk operasional penegakan hukum, angkutan barang, angkutan perintis, serta angkutan udara dengan keperluan mendesak untuk kepentingan non-mudik. “Kebijakan pemerintah melarang mudik lebaran tahun 2021 untuk mencegah penyebaran covid-19, khususnya menggunakan transportasi udara, terbukti efektif,” ungkapnya.
Penurunan pergerakan pesawat udara paling signifikan terjadi di Bandara Komodo, Labuan Bajo; Bandara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima; dan Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo. “Di Labuan Bajo turun dari 136 pergerakan menjadi enam pergerakan atau turun 94,85 persen, di Bima turun dari 67 pergerakan menjadi empat pergerakan atau turun 94,03 persen, dan di Bandara Kulon Progo turun dari 342 pergerakan menjadi 26 pergerakan atau turun 92,4 persen,” ucap Pramintohadi.
Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC) mencatat penurunan pergerakan pesawat udara di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, yakni dari 4.641 pergerakan menjadi 1.463 pergerakan atau turun 68,48 persen. Begitupun di Bandara Kualanamu, Medan, dari 836 pergerakan menjadi 210 pergerakan atau turun 74,88 persen.
Sementara itu, Makassar Air Traffic Services Center (MATSC) mencatat bahwa di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, dari 1.821 pergerakan menjadi 416 pergerakan atau turun 77,16 persen; di Bandara Juanda, Surabaya, dari 1.642 pergerakan menjadi 393 pergerakan atau turun 76,07 persen; dan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, dari 716 pergerakan menjadi 136 pergerakan atau turun 81,01 persen.
Foto: Angkasa Pura II