Pengembangan Aerotropolis di Kawasan Ibu Kota Negara Baru Dikaji Balitbanghub-UGM

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) bersama Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta berkolaborasi untuk
mengembangkan aerotropolis di wilayah sekitar ibu kota negara baru.

Kolaborasi diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman, yang ditandatangani Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara, Capt. Novyanto Widadi dengan Direktur Penelitian UGM, Mustofa. Penandatanganan yang dilaksanakan di kampus UGM, Selasa (8/6/2021) ini disaksikan oleh Kepala Balitbanghub, Umar Aris, dan Rektor UGM, Panut Mulyono.

“Salah satu ruang lingkup dalam kesepakatan bersama tersebut adalah penyusunan penelitian terkait pengembangan aerotropolis di wilayah sekitar ibu kota negara baru. Melalui nota kesepahaman bersama ini dapat terjalin kerja sama yang strategis dan implementatif untuk kedua belah pihak sesuai dengan potensi dan keahlian yang dimiliki masing-masing,” tutur Umar.

Aerotropolis merupakan pendekatan strategi baru dalam perencanaan bandar udara dan penggunaan lahan komersial secara bersama-sama. Hal ini dilakukan untuk memberikan keuntungan bagi bandar udara, wilayah, dan negara.

Pada kesempatan itu, Panut menyampaikan terima kasih karena telah mempercayai UGM menjadi partner kerja sama. “Kami menyambut baik kerja sama yang akan dilakukan dalam pengembangan aerotropolis di wilayah sekitar ibu kota negara baru,” ujarnya.

Ditambahkannya pula bahwa UGM bisa memberikan berbagai hal dalam pengembangan perhubungan di Indonesia. “Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman bersama ini, diharapkan kerja sama antara kedua belah pihak bisa semakin kuat.”

Umar menyampaikan, pada Mei 2019 telah ditandatangani nota kesepahaman antara Menteri Perhubungan dengan Rektor UGM terkait pendidikan, pelatihan, dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan sumber daya manusia, teknologi, dan manajemen di bidang transportasi.

Kemudian tahun 2020, terdapat kolaborasi penelitian bersama UGM terkait dampak covid-19 dan pengembangan prototipe alat ukur beban penggunaan prasarana perkeretaapian. Selanjutnya tahun 2021, terdapat sembilan penelitian yang mencakup moda laut, kereta api, jalan, udara, dan antarmoda.

“Salah satu kolaborasi penelitian yang saat ini tengah berjalan dan menjadi perhatian Menteri Perhubungan adalah kajian pengaturan pengoperasian waterbase dan seaplane di Indonesia. Kajian tersebut dapat menjadi dasar acuan penyusunan peraturan dalam pengoperasian waterbase dan seaplane, sehingga dapat membuka peluang pasar, termasuk di sektor pariwisata,” ungkap Umar.

Panut pun optimis bahwa suatu saat pergerakan manusia akan berjalan semakin intens, meskipun saat ini mobilitas masyarakat menjadi terbatas akibat pandemi. “Semakin maju suatu negara, mobilitas masyarakat akan semakin meningkat.  Oleh sebab itu, dibutuhkan peran Kementerian Perhubungan untuk mengurai persoalan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan transportasi,” ucapnya.

Foto: Balitbanghub