Sejak dapat didarati kembali oleh pesawat jet narrow body, kondisi penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu semakin membaik. Jumlah penumpang juga melonjak. Data per tanggal 7 Oktober 2018 jumlah penumpang dari dan ke Palu berjumlah 2.535 orang. Sehari kemudian, setelah pesawat jet sekelas Boeing B737 dapat beroperasi kembali di Palu, jumlah penumpang melonjak menjadi 3.023 orang, dan pada 9 Oktober terdapat 2.973 penumpang. Total penumpang dari 30 September – 9 Oktober 2018 menjadi 14.188 orang.
Beroperasi dalam kondisi darurat, pada 8 Oktober, Bandara Sis Al Jufri melayani 19 penerbangan terdiri dari 15 reguler flight, 1 charter flight dan 3 extra flight. Sedangkan pada 9 Oktober, 21 flight – terdiri dari 18 reguler flight, dan 4 extra flight.
Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno menyambut baik perkembangan ini & menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya memperbaiki fasilitas & meningkatkan layanan agar mendekati 100% seperti sebelum terdampak gempa bumi & tsunami.
“Sesuai dengan prediksi kami, dengan beroperasinya pesawat jet komersial, operasional penerbangan akan lebih banyak. Begitupun jumlah penumpang akan meningkat tajam. Semoga ini bisa semakin mempercepat evakuasi, proses rehabilitasi dan rekonsiliasi daerah Palu, Donggala dan sekitarnya pasca musibah gempa dan tsunami lalu,” ujar Pramintohadi.
Selanjutnya, Pramintohadi menjelaskan bahwa hingga 9 Oktober, progress perbaikan operasional terminal Bandara Mutiara Sis Al Jufri berlangsung signifikan. Proses pelayanan penumpang telah dapat berjalan lancar dan aman. Counter check-in berfungsi normal. Belt conveyor bagasi juga berfungsi normal. Beberapa fasilitas lain seperti FIDS, ruang tunggu di lantai 1, dan fasilitas umum seperti musholah dan toilet telah norma. Sementara itu, pihak pengelola bandara masih melakukan pembersihan dan identifikasi ruang tunggu keberangkatan di lantai 2 terminal bandara. Di sisi lain, kegiatan pelayanan ground handling juga telah berjalan normal. Ketersediaan peralatan & personel dilaporkan cukup memadai untuk melayani penerbangan saat ini.
Sementara itu progress perbaikan sisi udara juga terus dilakukan dengan maksimal. Runway 33 yang mengalami patah pada ujungnya, kembali mengalami kerusakan akibat terjadinya gempa susulan kemarin. Untuk itu, jelas Pramintohadi, saat ini telah dilakukan kajian geoteknik untuk menentukan langkah penanganan perbaikan.
Di ujung runway 15, kerusakan sepanjang 250 meter berupa penurunan permukaan tanah dan retakan memanjang juga sedang dalam proses perbaikan. Perbaikan yang dilakukan adalah rekonstruksi perkerasan dengan pengecoran beton K 350 vol ± 173 m³, serta dilakukan injeksi grouting pada bagian yang retak sepanjang kurang lebih 40m. Perbaikan ditargetkan selesai pada 11 Oktober 2018 sehingga efektif panjang runway yang dapat dioperasikan menjadi 2.250 x 45m, dari pajang sebelumnya yang 2.500 meter.
Disampaikan pula bahwa kondisi Taxiway A & B berfungsi normal, apron juga berfungsi normal. Sementara kondisi operasional peralatan navigasi penerbangan, ATC Mobile Tower telah berfungsi penuh dengan jumlah petugas ATC yang bertugas di Mobile Tower sebanyak 24 orang.