Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) akan mengumumkan akan memulai proyek pembangunan kereta api dalam kota pada tahun 2020 mendatang. Sebelum memulai proyek itu, terlebih dahulu akan dilakukan studi kelayakan.
Terkait proyek ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah melakukan pertemuan di Kantor Gubernur Sulsel, Jum’at (15/3/2019).
Dalam pembahasan tertutup itu, dibahas jenis transportasi yang dapat dikembangkan, mulai monorel, light rapid transit (LRT) hingga mass rapid transit (MRT).
“Belum ditentukan, tergantung lahan, dan jumlah penumpang, apakah perlu elevated atau kecepatannya dan beban penumpang, perlu feasibility study. Jadi nanti setelah itu baru kita tentukan, apakah monorel, LRT atau MRT,” terang Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, Wahyu Widodo Pandeo seusai rapat tersebut.
Wahyu mengatakan, meski konstruksi tahun ini belum dimulai, namun pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, hingga Pemprov Sulsel.
Target realisasi rel KA perkotaan akan memakan waktu selama 2 tahun (2020-2021). Direncanakan, tahun depan telah dilakukan feasibility study. Kemudian dilanjutkan penentuan dan pembebasan lahan, front-end engineering design (FEED), basic design, dan detail engineering design (DED)
“Sekira dua tahun bisa selesai, feasibility study kita mulai tahun depan. Tapi tahun ini sudah koordinasi dengan pemerintah daerah, termausk industri, seperti PT Inka, terkait kesiapan memproduksi LRT atau MRT di sini,” imbuhnya.