IndoAviation – Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir untuk berkembang dan terus belajar. Ini salah satu kriteria dasar seorang pemimpin dalam menghadapi kondisi yang penuh dengan perubahan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pada era digitalisasi, pemimpin didorong untuk berpikir dan bertindak dengan lebih cepat serta mengikuti perkembangan zaman. Pemimpin harus terus mengasah diri dengan mencari informasi dan pengetahuan baru untut meningkatkan keterampilan.
Demikian disampaikan Direktur Enterprise & Commercial Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Sis Apik Wijayanto dalam acara “Bisnis Indonesia Goes To Campus” di Jakarta, Selasa (24/5/2023).

Menurut Sis Apik, komitmen seorang pemimpin untuk belajar juga dapat menginspirasi tim dan mendorong budaya inovasi dalam suatu organisasi.
“Kualifikasi lain yang tidak kalah vital adalah kemampuan beradaptasi. Ketika dunia terus berevolusi, situasi dan tantangan tak terduga yang sebelumnya tidak kita prediksi, akan lebih sering muncul,” kata Sis Apik.
Ditambahkannya bahwa pemimpin pada era ini juga harus mampu mendorong terjadinya perubahan dan mampu menemukan solusi kreatif. “Dengan kemajuan teknologi, pemimpin masa kini harus dapat berkolaborasi dan inovatif serta bisa problem solving dalam mencapai tujuan organisasi.”
Ada lagi yang dibutuhkan seorang pemimpin masa kini, yakni mampu menjaga keseimbangan sebagai pencipta nilai (value creator) dan perubahan (agent of development) serta mampu menjaga pertumbuhan bisnis yang stabil, dengan mitigasi risiko tetap terjaga.
“Di BNI, kami menekankan bahwa pemimpin harus mampu melaksanakan transformasi, khususnya dalam upaya percepatan digitalisasi proses bisnis dan eksplorasi potensi bisnis di ekosistem ini. Transformasi digital yang dilakukan oleh BNI sebagai entitas induk, akan fokus pada shifting transaksi nasabah ke arah digital,” tutur Sis Apik.
Disampaikannya bahwa dengan agenda transformasi digital di anak usaha, khususnya Bank Mayora, BNI terus mendorong pemimpin BNI memiliki jiwa dalam mengawal dan memastikan perjalanan transformasi. Pelaksaan transformasi bisa saling mendukung pengembangan bisnis ekosistem yang terus dikembangkan oleh BNI Group.
BNI mendorong Bank Mayora menjadi bank digital yang fokus melayani segmen UMKM. Diharapkan hal ini dapat mengoptimalkan rantai pasok dari nasabah segmen yang lebih tinggi, yang saat ini dikelola oleh entitas induk.
“Pemimpin di BNI harus mampu menjawab tugas-tugas tersebut,” ucap Sis Apik.
Pada kesempatan itu, Sis Apik juga menyampaikan perjalanan (journey) pengembangan kepemimpinan di BUMN.
Untuk menjadi seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, generasi muda harus memupuk nilai-nilai positif di dalam diri mereka. Selalu memotivasi diri untuk menetapkan standar tinggi dalam setiap pekerjaannya. Terus membangun relasi dengan individu dan kelompok produktif, serta terus melatih sensitivitas diri, keramahan, dan simpati.
“Jiwa kepemimpinan juga perlu karisma diri. Tunjukan kemampuan dan tanggung jawab pada setiap tugas penting!” tegas Sis Apik.
Generasi muda juga harus menjadi pribadi yang praktis dan pandai menggunakan teknologi. Terus mengasah kemampuan dalam berpikir kreatif.
“Artinya, harus terus mau keluar dari zona nyaman untuk menemukan sistem-sistem baru yang lebih berdampak positif pada pengembangan diri,” jelas Sis Apik.