Pembangunan YIA Dikebut Rampung Jelang Nataru

Sebelum masa liburan akhir tahun 2019 atau Natal dan Tahun Baru (Nataru), pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo ditargetkan selesai. Alasannya, Yogya tak pernah sepi pengunjung, sementara kapasitas Bandara Adisutjipto (JOG) sudah tidak bisa lagi menampung banyaknya penumpang pesawat udara.

“Kalau dari sisi pelayanan, saya mengejar sebelum liburan akhir tahun itu harus (selesai). Orang-orang ramai mulai tanggal 15 (Desember). Sebelumnya, biasanya kita kasih waktu dua-tiga minggu, untuk persiapan masuk ke rush-nya. Yogyakarta itu gak pernah sepi selama ada Posko Nataru. Cuma sekali Yogyakarta sepi. Itu (terjadi) kemarin (tahun 2018); seumur-umur. Berkurang pada akhir tahun itu,” tutur Devy W Suradji, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura (AP) I di YIA, Senin (6/5/2019).

Apakah pembangunan YIA bisa rampung pada akhir tahun 2019? “Dari sisi kontrak sih, kalau boleh jujur ya, dalam Perpres kontraknya sampai Juni 2020,” ungkap Devy. Namun AP I, yang membangun dan membiayai proyek YIA di lahan 500 hektare dengan dana Rp6,1triliun itu, memang menargetkan untuk merampungkannya pada Desember 2019.

Menurut Pimpinan Proyek YIA, Taochid Purnomo Hadi, keseluruhan pembangunan sampai awal Mei 2019 itu mencapai 47 persen. “Pembangunan sisi udara sudah hampir mencapai 100 persen, tinggal pembenahan dan penguatan sebagian area apron,” ucapnya. YIA memiliki landasan pacu 3.250 x 45 meter dengan apron 159.140 meter persegi yang dapat menampung parkir 23 pesawat narrow body.

Jejak pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta:

Sisa pembangunan atau 53 persennya adalah penyelesaian terminal penumpang yang saat ini baru rampung 6 persen dan prasarana pendukung lain di sisi darat. Kata Taochid, YIA akan memiliki luas terminal 219.000 meter persegi dengan kapasitas 14 juta penumpang per tahun. Terminal akan dilengkapi 10 unit garbarata.

Ketika melihat proyek YIA di lapangan, walaupun bandara sudah mulai dioperasikan, pembangunan terus berlanjut dan dikebut. Di tengah terik matahari siang itu, debu tebal dari pembangunan beterbangan ditiup angin kencang.

Struktur-struktur beberapa bangunan masih belum di-finishing, termasuk tiang-tiang jalan layang, yang nantinya sebagai akses jalan pendukung bandara. Terlihat pula mesjid Al Akbar yang sudah bisa digunakan. Mesjid dengan bangunan berbentuk kubah itu tampil menjadi daya tarik.

Di depannya ada bangunan sebagai koneksi antara area parkir kendaraan dan terminal penumpang. “Di sini akan dibangun pula stasiun kereta bandara. Belum tahu kapan mulai pembangunannya, walaupun pembicaraannya sudah berlangsung terus sejak lama,” kata Taochid.

Rencananya, rel kereta (KA) sepanjang 5,2 kilometer akan dibangun dari YIA ke Stasiun Kedandung. Jadi, nanti akan ada KA langsung dari Stasiun Wojo ke Stasiun YIA.

Devy mengatakan, penumpang dan orang-orang yang bekerja di YIA punya berbagai pilihan moda tranportasi moda. Ada KA, bus, juga taksi, kendaraan pribadi, atau kendaraan sewa. Rute-rute bus juga beragam, mencakup ke wilayah Jawa Tengah, seperti Kebumen, Purworejo, Magelang, Borobudur, Wonosobo, Cilacap.

Dijelaskan pula, tahun ini penumpang pesawat udara melalui JOG bakal mencapai 8 juta orang –tahun sebelumnya mencapai 8,4 juta penumpang. Padahal kapasitas JOG hanya 1,8 juta penumpang per tahun. “Berarti kan sudah lebih dari 400 persennya. Maka dari itu, harus bisa pindah ke YIA,” ujar Devy.