Pembangunan Tahap I Bandara Kediri Sedot Dana Rp9,2triliun

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto mengatakan bahwa progres pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara Kediri sudah mencapai 98,4 persen. Diharapkan pemerintah daerah bisa cepat menyelesaikan proses tersebut agar groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan bandara tersebut dapat dilakukan sesuai target, yakni April 2020.

Novie menjelaskan, Bandara Kediri rencananya akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama, diperkirakan nilai investasi yang digelontorkan termasuk pembebasan lahan sekitar Rp9,2triliun.

Disebutkannya, Bandara Kediri akan difungsikan sebagai bandara pengumpan di jalur selatan Jawa. Sementara Bandara Juanda di Surabaya dijadikan sebagai hub di Jawa Timur.

“Jalur selatan Jawa, seperti diketahui sangat berkembang. Ada Bandara Kertajati di Jawa Barat; Bandara Jenderal Sudirman di Purbalingga, Jawa Tengah; Bandara Wiradinata di Tasikmalaya, Jawa Barat. Bandara Kediri ini menjadi jalur tersendiri untuk melayani Jawa (bagian) selatan yang padat sekali,” tutur Novie saat Rapat Perencanaan Pembangunan Bandara Kediri di Pendopo Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2020).

Novie menambahkan, Bandara Kediri akan melayani masyarakat di 6 Kabupaten di Jawa Timur, yaitu Madiun, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Kediri.

Bandara Kediri direncanakan memiliki fasilitas landas pacu berdimensi 3.300 m x 45 m dan dilengkapi fasilitas penunjang lain seperti PKP-PK, terminal penumpang, terminal kargo, dan parkir kendaraan.

Pembangunan bandara dilakukan di lahan seluas 450 hektare. Saat operasional tahap pertama, Bandara Kediri diharapkan dapat menampung sekitar 1,5 juta penumpang dengan delapan pergerakan penerbangan pada jam sibuk .

Sebagai informasi, proyek pembangunan Bandara ini menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pembiayaan seluruhnya, mulai dari pembebasan lahan sampai ke pembangunan bandara menggunakan dana dari PT Gudang Garam.