Optimisme bangkitnya pariwisata nasional pada semester kedua dan ketiga tahun 2021 membutuhkan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan terkait. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) pun mendorong dengan penuh semangat kunjungan wisatawan domestik, antara lain, melalui program Bangga Berwisata di Indonesia (#diindonesiaaja).
“Dulu kita fokus mengejar Thailand dan Malaysia dengan berjuta-juta wisatawan internasional. Sekarang kita masih berharap terus, tapi karena covid-19 kita harus kalibrasi. Kita punya 55 juta warga negara Indonesia kelas menengah yang sangat mampu dan ingin berwisata di dalam negeri. Wisatawan nusantara ini adalah kearifan; kebijaksanaan kita,” ujar Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam webinar Forwada bertajuk “Membangkitkan Optimisme Industri Pariwista Nusantara,” Kamis (4/3/2021).
Sandiaga menyebut wisatawan internasional sebagai wisatawan asing dengan akronim “wising”. Sementara sebutan wisatawan nusantara sebagai wisatawan domestik dengan akronim “wisdom”.
Diungkapkannnya bahwa untuk mendorong kunjungan wising dan wisdom tidak terlepas dari pademi covid-19 yang telah memasuki tahun kedua. “Kami ingin sesegera mungkin memulihkan kembali industri pariwisata. Namun sebelumnya harus bisa memastikan bahwa angka penularan covid-19 dalam situasi yang terkendali,” ucap Sandiaga.

Menurut dia, PPKM mikro yang dijalankan pemerintah telah cukup sukses menekan angka penularan covid-19 secara signifikan. Dari 15.000 penderita per hari menjadi hanya 5.000 orang. “Ini menjadi angin segar agar kita lebih disiplin dalam mematuhi PPKM mikro.”
Membangkitkan pariwisata nasional memang bukan pekerjaan mudah. Sandiaga mengatakan, dibutuhkan kolaborasi kolosal, yang dijalin antarberbagai instansi. Sebut saja Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum & HAM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, dan Satgas Covid-19, serta elemen masyarakat dan dunia usaha.
Keinginan untuk segera bangkitnya indrustri pariwisata nasional itu, kata dia, dengan optimisme dan adanya harapan. “Jika ditanya waktu, saya ingin lebih optimis. Saya ingin memberi harapan. Jika kita terus berdisiplin dan angka covid-19 bisa terus ditekan, saya melihat kuartal kedua dan ketiga ini kita mulai meningkat dari segi ekonomi kreatif serta pemulihan pariwisata dan kebangkitan ekonomi kita,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya menyampaikan, tahun 2021 pihaknya bersiap menyambut pulihnya sektor pariwisata tanah air. Bertumpu utama pada wisdom sambil bersiap menyambut kedatangan wising.
Strategi pemasaran Kemenparekraf, kata dia, yang terpenting adalah membangun kepercayaan pelaku usaha dan pasar bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal. Ada perubahan tren, bukan destinasi yang menjadi pemikat wistawan, tapi bagaimana kesiapan protokol kesehatan diterapkan di lokasi wisata.
“Saat ini orang lebih banyak mencari lokasi wisata yang less crowded, berorientasi alam terbuka, juga wellness dan adventure. Dari sisi penerbangan, orang lebih suka yang direct flight. Kalau yang domestik harus safe traveling; pergi bareng keluarga,” ungkap Nia.

Sementara itu, Direktur Layanan TI, Bakti Kominfo untuk Pemerintah dan Masyarakat, Danny Januar mengakui bahwa data potensi pariwisata di Indonesia masih belum tergarap dengan baik. Pihaknya pun melakukan inisiatif awal terhadap kondisi tersebut.
“Konsep besar jaringan pariwista ini adalah sebagai wadah untuk mengumpulkan seluruh inventori komoditas potensi pariwisata di seluruh Indonesia. Untuk langkah awal, kami ujicobakan di lima destinasi wisata superprioritas,” paparnya.
Saat ini, kata Danny, momentum yang tepat untuk memulai proses digitalisasi sektor pariwisata mengingat pekembangan telekomunikasi yang semakin membaik. Masih ada 12.548 desa yang belum terjangkau layanan sinyal 4G, yang diharapkan agar tahun 2022 pemerintah dan penyelenggara telekomunikasi bisa menyelesaikannya. “Bakti Kominfo ditugaskan untuk menyelesaikan jaringan 4G di 7.904 desa,” ungkapnya.
Danny menyampaikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang menyiapkan peluncuran satelit komunikasi milik pemerintah, yang rencananya mengorbit pada kuartal keempat tahun 2023. Nanti, seluruh area publik akan dilayani oleh satelit bernama “Republik Indonesia” itu. “Proses digitalisasi di sektor pariwisata pun bisa lebih mudah,” ujarnya.

Bangkitnya periwisata nasional juga didukung oleh PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) (Persero). Sekretaris PT SMF, Bonai Subiatko mengatakan, pihaknya menginisasi program Pembiayaan Homestay bagi masyarakat di desa wisata. “Program ini ditujukan untuk desa wisata yang sudah memiliki homestay dan telah beroperasi dengan baik serta punya rencana pengembangan,” ucapnya.
Dalam webinar itu, hadir pula Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Sunaryanta, yang bertekad untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasannya. Pihaknya tengah mengembangkan sport tourism di Gunung Kidul, seperti voli pantai, maraton internasional, paralayang internasional, MX GP Series, Tour the Gunung Kidul, dan Yoga Vestifa. “Semoga setelah pandemi ini segera terwujud,” harapnya.
Founder & CEO Halttravel Irvan Muthalib mengajak seluruh insan pariwisata untuk tetap optimis bahwa sektor pariwisata bakal bangkit lagi. Dia pun mengajak media massa untuk terus menggaungkan bahwa Indonesia memiliki objek wisata yang tidak kalah dari yang di luar negeri.
Webinar juga menghadirkan Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, yang berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi kreatif. Pihaknya menginisiasi program #TAYTB Women Warriors sebagai solusi untuk mendukung perempuan Indonesia menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Menurut dia, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan basis pengusaha perempuan terbesar di dunia. Data dari Bank Indonesia mengungkapkan bahwa lebih dari 60 persen dari 57,83 juta UMKM Indonesia dijalankan oleh pengusaha perempuan.
“Kami berharap program #TAYTB Women Warriors dapat menjawab tantangan yang dihadapi pengusaha perempuan dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan,” tutur Parwati.
Foto: Indoaviation