Optimalkan Tol Laut pada Masa New Normal, LCS Diperketat
Pada masa new normal, program tol laut tetap berjalan dengan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. Dengan tol laut, Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan tetap mendistribusikan logistik dan mencoba menggerakkan perekonomian rakyat. Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah dengan mengoptimalkan Logistic Communication System (LCS).
“Roda ekonomi harus bergerak dan perusahaan tetap bisa menjalankan bisnisnya. Maka pemerintah harus hadir untuk memfasilitasi hal tersebut,” ujar Capt. Wisnu Handoko, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut dalam siaran pers, Sabtu (6/6/2020).
Data muatan dengan LCS pun, kata Wisnu, lebih diperketat, sehingga akan menghilangkan penyimpangan prosedur operasional standar (SOP) penyelenggaraan program tol laut. “Oleh karena itu, implementasi pelaksanaan SOP pengiriman barang akan diperketat dengan meregistrasi sesuai KTP dan NPWP.”
Menurut Wisnu, LCS yang dikembangkan BUMN Telkom itu akan terus diperbarui. Dengan demikian mampu membantu dan memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi jadwal kapal, posisi tracking kapal, ketersediaan kontainer, shipping order, manifest dan biaya pengiriman. Juga data statistik pengiriman muatan berangkat dan balik, serta harga jual barang kebutuhan pokok dan penting (bapokting).
Dijelaskannya, pada informasi muatan dan ruang kapal, pihaknya akan memfasilitasi proses bisnis pemesanan, pengiriman kontainer, transparansi standarisasi biaya logistik, dan disparitas harga bapokting. “Nantinya, tidak hanya menghilangkan kontak fisik, tapi juga bisa merangsang persaingan sehat karena pelaku usaha bakal saling memantau harga yang diterapkan masing-masing. Para pelaku bisnis wajib mengunggah biaya jasa mereka masing-masing.”
Diharapkannya pula, tol laut logistik pada masa new normal bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha perdagangan bapokting antarpulau untuk meningkatkan volume pengiriman barang. “Kami sangat apresiatif kepada kepala daerah yang membuktikan komitmennya untuk mengirim muatan balik produksi daerah, seperti daerah Morotai, Bitung, Tahuna, dan Saumlaki. Bahkan ada yang sampai mengirimkan muatan balik hingga 54 Teus dengan mayoritas muatan berisi ikan, kayu, dan kopra,” tutur Wisnu.
Begitu pula dengan Bulog dan Kementerian Perdagangan yang memastikan akan melakukan pengiriman beras, gula, minyak goreng, tepung, dan bapokting lainnya ke berbagai pelosok Nusantara dengan memanfaatkan kapal-kapal tol laut.
Foto: Ditjen Hubla
Related Post
More Stories
ASDP Prediksi Raih Laba Rp541Miliar Tahun 2022
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimis dapat mempertahankan kinerja keuangan positif perusahaan hingga akhir tahun 2022. Setelah berhasil mengantongi laba...
KNKT: Pelayaran Kapal Ikan Harus Segera Dibenahi, Cegah Kebakaran Kapal di Pelabuhan Perikanan
Ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia pada kurun waktu 2018-2021. Demikian yang tercatat di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)....
Garuda Mulai Mengembalikan Pesawat Bombardier CRJ-1000
Secara bertahap, Garuda Indonesia mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, yang pernah dioperasikannya sejak tahun 2013. Hal ini merupakan bagian dari...
NC212i PTDI Terbang Ferry, Dipesan Thailand untuk Jadi Pesawat Rainmaking
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu NC212i, yang dipesan Thailand untuk dioperasikan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA)....
AirNav Optimalkan Potensi Anak Muda Milenial sebagai Unggulan Pemberdayaan SDM
AirNav Indonesia memiliki mayoritas sumber daya manusia (SDM) berusia milenial. Agar potensi anak muda yang luar biasa ini lebih terekspos...
Usung New Smart Metropolis IKN, Menkominfo Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menjajaki penerapan teknologi Qualcomm, baik untuk smart new capital city di ibu...