Meski saat ini pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tetap berkomitmen melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, Rabu, 15 April 2020.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaksanaan groundbreaking akan dilakukan secara virtual yang ditandai dengan dimulainya pekerjaan penyiapan lokasi dan site formation bandara ini.
“Pelaksanaan groundbreaking pembangunan Bandar Udara Dhoho yang berlokasi di Kediri, Jawa Timur, Indonesia yang direncanakan berlangsung pada tanggal 15 April 2020,” kata manajemen perusahaan dalam sebuah keterangan tertulis, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).
Sebelumnya, Direktur Gudang Garam, Istata Taswin Siddharta mengatakan, dirinya membayangkan sistem multi-airport antara Surabaya dan Kediri, di mana Kediri bisa menjadi bandara penyeimbang dan embarkasi untuk Jawa Timur.
“Jika kondisi ini dapat dicapai, maka akses ke terminal embarkasi dari daerah selatan Jawa Timur akan menjadi jauh lebih mudah,” kata Istata kepada IndoAviation saat seremoni penandatanganan MoU rencana kerja sama pengusahaan bandara tersebut dengan Angkasa Pura I (AP 1) di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Baca Juga:
Bos Gudang Garam: Investasi Pengembangan Bandara Dhoho Rp9T
Dirut AP 1 Ungkap Alasan Bandara Dhoho Jadi Proyek Strategis Nasional
“Dengan adanya Bandara Kediri dan jaringan jalan bebas hambatan yang menghubungkan bagian selatan dan utara Jawa Timur, kami mengharapkan pertumbuhan (ekonomi) Provinsi Jawa Timur dan kontribusi pertumbuhan nasional dalam waktu yang lebih singkat akan tercapai,” ujarnya.
Biaya proyek pengembangan Bandara Dhoho akan sepenuhnya ditanggung Gudang Garam, sementara pengoperasiannya dilakukan AP 1. Gudang Garam telah mengerucutkan rencana nilai investasi pembangunan bandara tersebut. Dari sebelumnya sebesar Rp1triliun – Rp10triliun menjadi Rp6triliun – Rp9triliun, termasuk di dalamnya dana pembebasan lahan.
Proses pengembangan Bandara Dhoho diperkirakan akan memakan waktu 2 tahun. Pada pembangunan tahap pertama, direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektar dengan dimensi runway 2.400 meter x 45 meter. Daya tampung terminal bandara ini akan mencapai 1,5 juta penumpang per tahun.
Namun ditargetkan total daya tampung bandara ini nantinya akan mencapai 5 juta penumpang.
Bandara ini nantinya akan dibuka untuk publik, khususnya untuk wilayah Kediri dan sekitarnya sebagai salah satu bandara alternatif di Jawa Timur.