Bosan berwisata atau tur dengan pengalaman yang itu-itu saja? Coba melakukan perjalanan yang sesuai dengan kebutuhan atau yang diinginkan serta yang berbeda dan lebih mengesankan dari tur-tur sebelumnya. Beda dan unik karena wisatawan bisa menikmati perjalanan wisata dengan fokus pada apa yang diminati atau disenanginya.
Smailing Tour yang tahun ini berusia 43 tahun –didirikan 10 Juli 1976– pun meluncurkan inovasi dan pengembangan produk wisata yang beda itu lewat “Smailing Xperiences”.
“Smailing Xperiences dimulai dengan mendengarkan pelanggan dan menyediakan produk yang diinginkan pelanggan, bukan yang diinginkan travel agent. Itu yang membedakan kami,” kata Bernard Akili, Group Chief Marketing Officer Smailing Tour, pada peluncuran “Smailing Xperiences” di Jakarta, Senin (18/3/2019).
Sebagai wajah dan brand baru Smailing Tour dalam paket dan layanan perjalanan wisata, “Smailing Xperiences” menyediakan paket wisata untuk wisatawan dengan minat khusus. Sedikitnya ada enam paket yang ditawarkannnya, yakni RomanticX, SportX, FamilyX, AdventureX, FoodieX, dan CultureX.
“Kita jadi mengenal lebih dalam tentang destinasi yang kita kunjungi, seperti mendapat pengalaman sebagai penduduk lokal atau menikmati kuliner khas di negara tersebut. Bisa juga melakukan olah raga kegemaran, seperti bersepeda atau marathon, bahkan bagi penggemar fotografi,” tutur Bernard.
Untuk menikmati wisata yang mengesankan tersebut, “Smailing Xperiences” melengkapinya dengan pemandu khusus. Pemandu ini adalah seorang ahli atau ikon dari kegiatan tersebut, seperti chef, atlet, atau fotografer.
CEO Leisure Outbound & DMC, Smailing Tour, Jason Lim mengatakan, kata kunci untuk menikmati wisata ini adalah “be xtraordinary” berupa produk dan layanan yang extraordinary. “Smailing Xperiences disiapkan secara khusus sesuai minat, keinginan, dan kebutuhan. Wisatawan pun akan mendapatkan layanan yang terbaik, mulai dari pembelian, pembukuan, sampai pada saat menikmati perjalanan dan pulang kembali,” ujarnya.
Jason menambahkan, wisatawan bukan hanya melihat objek wisata, tapi mengenal lebih dalam dan belajar tentang itu. Hal tersebut dimungkinkan karena layanannya ditangani oleh para talent yang memiliki passion dalam bisnis travel serta telah melalui pendidikan dan pelatihan yang komprehensif.
Konsep “Smailing Xperiences” juga sejalan dengan tujuan dari harapan banyak negara dan destinasi wisata, seperti Australia, Dubai, dan Hong Kong. Country Manager Singapore & Indonesia, Tourism Australia, Scott Walker mengatakan, konsep tersebut memberi sinergi positif antara leisure travel dan tourism board dengan wisatawan.
“Wisatawan dari awal sudah diberi tahu apa ide dari perjalanannya. Tujuannya apa dan apa pula yang akan diperolehnya,” ujar Scott.
Begitu juga yang dikatakan Liew Chian Jia, Manager, Trade Marketing Malaysia & Indonesia, Hong Kong Tourism Board. Katanya, dirinya menyambut baik inovasi dari konsep “Smailing Xperiences”. “Banyak destinasi di Hong Kong yang bisa dieksplorasi,” ucapnya.
Eksplorasi Dubai sebagai tujuan wisata yang memiliki objek “ter (paling)” di dunja, seperti gedung tertinggi, juga bukan hanya berfoto. Menurut Trade & MICE Manager Indonesia Office, Dubai Tourism Christian Sidharta, Dubai bisa dilihat dari sisi lain, seperti wisata budaya Emirati, yakni mengenal kehidupan kultur muslim di sana.
Memang ditegaskan pula oleh Bernard bahwa “Smailing Xperiences” tidak hanya memberikan pengalaman berlibur, tapi juga kesempatan untuk mengenal lebih dalam destinasi yang didatangi. Wisatawan juga bisa memperoleh pengetahuan baru bahkan merasakan pengalaman sebagai penduduk lokal.
“Ketika berkunjung ke Australia misalnya, travellers tidak hanya akan berfoto di depan Opera House tetapi dapat mempelajari juga sejarahnya,” ucap Bernard. Bahkan, kata Jason, wisatawan bisa menikmati pengalaman di belakang panggung opera yang biasanya untuk para artis.