Menhub Apresiasi Pembelian 50 Boeing 737 MAX 10
Apresiasi atas realisasi pembelian 50 pesawat Boeing 737 MAX 10 disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi kepada Lion Air Group. Pembelian pesawat dari pabrikan Boeing Company di Amerika Serikat senilai 6,24 miliar dollar AS atau setara Rp 84,24 triliun (1 dollar AS=Rp13.500) itu merupakan pencapaian yang diharapkannya bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi pemerintah dan dunia penerbangan tanah air.
“Lion Air Group nantinya akan menjadi maskapai pertama di dunia yang mengoperasikan Boeing 737 MAX 10. Kami sangat mengapresiasinya dan ini harus kita dorong karena hal ini mengindikasikan bahwasanya industri penerbangan tumbuh dengan baik,” kata Menhub pada acara pendandatanganan kontrak pembelian 50 Boeing 737 MAX 10 di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Pada acara tersebut hadir Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr, yang mengungkapkan bahwa kemitraan Boeing dan Lion Air Group merupakan salah satu contoh huhungan ekonomi yang kuat antata AS dan Indonesia. “Saya sangat gembira menyaksikan penandatanganan ini, yang merupakan catatan luar biasa dari keterlibatan jangka panjang Boeing dalam mengembangkan sektor penerbangan di Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah. “Pembelian ini tak mungkin terlaksana tanpa dukungan Kementerian Perhubungan, juga Pemerintahan Jokowi yang membangun infrastruktur untuk mendukung perkembangan industri penerbangan di Indonesia,” ucapnya.
Rusdi menambahkan, “Mungkin banyak orang bertanya-tanya tentang kami yang memesan banyak sekali pesawat terbang. Namun kami tegaskan bahwa maskapai penerbangan ini akan terus dikembangkan dengan teknologi yang semakin tinggi. Untuk itu kami membutuhkan sumber daya manusia yang semakin banyak, peralatan dengan teknologi yang tinggi, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.”
Saat ini dari data yang dipublikasikannya, Lion Air Group memiliki karyawan lebih dari 25.000 orang dengan 1.604 pilot dan 3.264 awak kabin yang bekerja untuk Lion Air, Wings Air, dan Batik Air. Total armadanya 308 pesawat terbang dengan jenis Boeing 737-800, Boeing 737-900ER, Boeing 737 MAX 8 dan MAX 9, serta ATR 72-500 dan ATR 72-600, juga Airbus A330 dan A320, yang dioperasikan oleh Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, dan ThaiLion Air. Ditambah pula dua pesawat Hawker H900Xp dan dua helikopter EC135-P2E yang dioperasikan oleh Lion Bizjet.
Di Indonesia, Lion Air Group terbang ke 196 destinasi dengan 1.291 penerbangan per hari. Tahun 2017, jumlah penumpangnya mencapai lebih dari 50,8 juta orang, lebih dari setengahnya jumlah penumpang pesawat terbang di Indonesia.
Di samping itu, Lion Air Group juga memiliki faslitas pendidikan dan pelatihan untuk pilot, awak kabin, teknisi, dan petugas pendukung penerbangan lainnya, yang dilengkapi mock up pesawat Boeing 737, Boeing 747, ATR 72-500, dan A320 untuk pelatihan. Kelengkapan lain untuk mendukung pelatihan pilot-pilotnya, Lion Air Group memiliki simulator Boeing Next Generation, ATR 72, dan Airbus A320. Termasuk juga fasilitas perawatan pesawat terbang Batam Aero Tehnic (BAT).
Pada kesempatan yang sama Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengungkapkan komitmennya untuk terus mengembangkan dunia penerbangan nasional, khususnya dalam mendukung sektor pariwisata. Pemesanan Boeing 737 MAX 10 merupakan kelanjutan dari komitmen Boeing Company dan Lion Air Group di Paris Air Show pada Juli 2017. Pendanaannya melalui Bank Exim AS.
Pesawat Boeing 737 MAX 10 yang akan datang pertama pada tahun 2020-2021 itu rencananya dioperasikan untuk rute-rute yang lebih jauh, seperti ke kota-kota di China dan India. “Kami sedang berpikir untuk mengembangkan direct flight ke tujuan wisata mana pun di Indonesia dari luar negeri,” ucap Edward.
Menurut Edward, “Boeing 737 MAX 10 memiliki tingkat efisiensi tinggi dari segi bahan bakar dan biaya operasional serta sesuai dengan perkembangan armada yang semakin canggih. Pesawat ini merupakan kombinasi sempurna dari jet lorong tunggal dan akan menjadi pesawat yang ideal seiring strategi pertumbuhan Lion Air Group,” ujarnya. Pesawat dengan dua mesin CFM LEAP 1B ini mampu mengangkut hingga 230 penumpang dan kapasitas kargo 55,5 meter kubik dengan daya jelajah maksimum 7.130 kilometer.
Lion Air Group dimulai dari operasi Lion Air pada Juni 2000 dengan Boeing 737-200. “Melalui perusahaan utama Lion Air beserta anak perusahaannya, Malindo Air, Batik Air, dan Thai Lion, mengoperasikan lebih dari 186 pesawat Boeing, termasuk 737-800NG dan 737-900ER serta keluarga 737 MAX 8 dan 737 MAX 9. Kami bangga karena Lion Air Group sebagai salah satu maskapai yang inovatif dan berkembang pesat ini kembali membuktikan kepercayaannya terhadap kami,” ujar Dinesh Keskar, Senior Vice President, Asia Pacific & India Sales, Boeing Commercial Airplanes.
Related Post
More Stories
ASDP Prediksi Raih Laba Rp541Miliar Tahun 2022
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimis dapat mempertahankan kinerja keuangan positif perusahaan hingga akhir tahun 2022. Setelah berhasil mengantongi laba...
KNKT: Pelayaran Kapal Ikan Harus Segera Dibenahi, Cegah Kebakaran Kapal di Pelabuhan Perikanan
Ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia pada kurun waktu 2018-2021. Demikian yang tercatat di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)....
Garuda Mulai Mengembalikan Pesawat Bombardier CRJ-1000
Secara bertahap, Garuda Indonesia mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, yang pernah dioperasikannya sejak tahun 2013. Hal ini merupakan bagian dari...
NC212i PTDI Terbang Ferry, Dipesan Thailand untuk Jadi Pesawat Rainmaking
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu NC212i, yang dipesan Thailand untuk dioperasikan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA)....
AirNav Optimalkan Potensi Anak Muda Milenial sebagai Unggulan Pemberdayaan SDM
AirNav Indonesia memiliki mayoritas sumber daya manusia (SDM) berusia milenial. Agar potensi anak muda yang luar biasa ini lebih terekspos...
Usung New Smart Metropolis IKN, Menkominfo Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menjajaki penerapan teknologi Qualcomm, baik untuk smart new capital city di ibu...