Assalamualaikum semua …
Dua tahun sudah Capt A Toos Sanitioso, seorang pilot uji helikopter, meninggalkan dunia ini. Pada 6 September 2018, Irene Anggraini, istri dari Capt Toos, mengenangnya dengan berdoa kepada Tuhan di apartemennya. Hanya kerabat dan teman dekat yang hadir.
Saya kembali teringat sosok Capt Toos. Sosok yang memberi semangat pada saya untuk menyusun buku yang ditulisnya. Walaupun akhirnya bukunya diterbitkan setelah ia meninggal dunia, karyanya itu bisa dikenang pembacanya, khususnya keluarga dan rekan-rekannya.
Adalah Sigit Samsu yang dengan antusias ingin mewujudkan buku karya Capt Toos. Di matanya, Capt Toos adalah sosok di bidang aviasi yang dikaguminya luar biasa. Dia mengagumi keahlian, kerendahhatian, profesionalisme, dan kerjanya, serta nilai kebijaksanaannya. “Dia bijaksana dalam menyikapi, mengevaluasi, dan menyelesaikan setiap persoalan. Dari awal bertemu, dalam perjalanan pertemanan kami, dan sampai akhir hayatnya,” tutur Sigit.
Dalam perjalanan untuk mewujudkan buku Capt Toos, saya pun bersyukur bisa berkenalan dengan Pak Sigit. Banyak cerita yang menarik dari seorang yang luar biasa; “petani” kedelai, pemilik dan pencinta kuda, serta yang mendatangkan helikopter Kamov ke Indonesia, ini. Ceritanya … hm, luar biasa pula!
Kembali ke Capt Toos, yang ternyata dikagumi orang yang mengagumkan itu. Orangnya humble dan menjadi guru bagi rekan-rekan juniornya, termasuk saya. Sangat luas pengetahuannya tentang penerbangan, dari bisnis sampai teknologinya, khususnya tentang helikopter. Perjuangannya untuk penerbangan helikopter agar bisa terbang malam dengan visual (Night VFR), akhirnya dikukuhkan tahun 2018 ini.
Adalah juga Denon Prawiraatmadja, Presiden Direktur Whitesky Aviation, yang menyebut Capt Toos sebagai orang spesial baginya. Betapa tidak, bersamanyalah ia membangun Whitesky sampai berkiprah di industri penerbangan tanah air. Dari Capt Toos pula, ia menambah banyak ilmu dan pengetahuan tentang helikopter, termasuk relasi internasionalnya. Sekarang, Augie Avianto Irawan, putra dari Capt Toos, diajaknya untuk bergabung di Whitesky.
Buku dengan judul “Toos, Pilot Uji Helikopter” diterbitkan pertengahan Januari 2018. Perjalanan hidupnya untuk menjadi pilot, kemudian kariernya di IPTN atau PT Dirgantara Indonesia memberi inspirasi, khususnya bagi generasi muda yang cinta dirgantara.
Bagaimana kita sebagai bangsa yang besar hanya punya sedikit sekali pilot uji. Pilot uji bukan hanya maintenance test pilot, production test pilot, dan level tertinggi adalah experimental test pilot, tapi juga sebagai evaluator pilot.
Tugas evaluator pilot tak kalah berat. Mereka harus memiliki kemampuan prima untuk menyeleksi pesawat yang akan dibeli oleh militer ataupun maskapai penerbangan. Pertimbangan dan hasil evaluasi merekalah yang menjadi kunci untuk menentukan performa pesawat yang akan dibeli, bukan sekadar hitung-hitungan bisnis dan kepentingan “pribadi”.
Pemikiran Capt Toos, walaupun hanya setitik yang tertuang dalam buku tersebut, bisa menjadi sumbangan berarti. Semoga semangat menginspirasi tetap menggelora dalam diri kita.