Mengelola Soekarno-Hatta

Assalamualaikum semua…

Suatu hari saya berbincang dengan sahabat saya, seorang mantan direktur utama maskapai penerbangan. Saya mengenalnya sejak pertengahan tahun 1990-an. Tidak sering bertemu, tapi setiap kali bertemu ada saja kejutan yang dibicarakan.

Hari itu, ia melemparkan pernyataan kalau Bandara Internasional Soekarno-Hatta diwacanakan untuk dikelola oleh perusahaan tersendiri. Masih BUMN –atau boleh jadi dikerjasamakan dengan pihak swasta, tapi maksudnya adalah dikelola bukan oleh PT Angkasa Pura II, yang sekarang mengelola 15 bandara.

“Bandara Soekarno-Hatta itu sudah sangat besar untuk dikelola AP II yang juga mengelola bandara-bandara lain. Kalau perusahaan tersendiri, pengelolaannya bisa fokus,” kira-kira begitu lanjutan pernyataannya.

Lantas saya tanyakan hal itu kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, tapi jawabannya diplomatis. “Ada pemikiran itu, tapi semuanya memerlukan kajian,” katanya. Saya belum menanyakannya kepada Menteri BUMN Rini M Soemarno, yang barangkali lebih pas untuk menjawabnya. Sampai sekarang, wacana itu tidak diperpanjang lagi di ranah publik.

Mengelola bandara sebesar Soekarno-Hatta yang saat ini pergerakan penumpangnya 66 juta orang memang bukan main. Soekarno-Hatta juga ingin menjadi The Best Smart Connected Airport in The Region, yang bisa bersaing dengan bandara-bandara kelas dunia. Jadi, saya setuju kalau bandara gerbang negara Indonesia ini dikelola oleh perusahaan yang fokus untuk visi misinya itu dan digerakkan oleh para profesional berkelas dunia.

Foto: patainanews.com