Membuka Bandara untuk Penerbangan Umrah

Assalamualaikum semua …

Bandara-bandara di Indonesia rupanya ingin membuka penerbangan ke Jeddah dan Madinah. Bukan hanya bandara di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar, Bandara Radin Inten II di Lampung dan Bandara Adi Sumarmo di Solo juga segera membuka penerbangan umrah. Rencananya, Garuda Indonesia mulai terbang umrah dari Solo pada 9 Januari 2019 dan Lion Air dari Lampung pada Februari 2019. Sebelumnya, Bandara Kertajati juga sudah diterbangi Lion Air untuk penerbangan umrah, walaupun belum reguler.

Pasar penerbangan umrah memang makin besar dan banyak jemaah yang mengantre untuk ibadah ke kota suci Mekkah dan Madinah itu. Permusyawaratan Antar-Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (Patuhi) menyebut, tahun 2017 jumlah jemaah umrah dari Indonesia mencapai 1.050.000 orang. Rata-rata sekitar 5.000 jemaah umrah terbang setiap hari.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, waktu untuk beribadah umrah bagi jemaah Indonesia juga lebih panjang. Para penyelenggara perjalanan umrah dan haji menawarkan paket-paket yang baru, seperti umrah Syawal dan akhir Muharam. Padahal dulu, sehari sebelum atau sesudah Hari Idul Fitri, hampir tidak ada jemaah Indonesia yang umrah dan dimulai lagi bulan Safar.

Di sisi lain, sedang banyak diperbincangkan perihal syarat jemaah umrah dan haji untuk memiliki kartu data biometrik, yang diberlakukan mulai 17 Desember 2018. Rupanya pelaksanaannya sangat menyulitkan dan merugikan jemaah, terutama yang dari pelosok. Sudah ada syarat untuk kartu meningitis, biometrik pun ditambahkan. Apakah pemeriksaan di bandara tidak cukup ketat?

Betapa kaya Indonesia dengan banyaknya masyarakat yang beribadah umrah, ditambah pula yang beribadah haji dengan kuota sekitar 221.000 jemaah tahun 2019. Layanan penerbangan dari daerah-daerah barangkali bisa meminimalkan biaya jemaah yang dari daerah-daerah itu. Tidak harus penerbangan reguler, penerbangan carter berjadwal sudah cukup dengan tujuan untuk memberi kemudahan bagi masyarakat.