IndoAviation – Sejumlah airline operator A380 mengungkapkan adanya retakan pada rangka sayap pesawatnya. Salah satunya pada A380 Emirates.
Adanya retakan ini membuat Emirates harus menunda jadwal operasional kembali A380-nya karena waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan inspeksi dan perbaikan jadi molor.
Menurut Aviation Week, Airbus telah mengirim 60 teknisi A380 ke Dubai, Uni Emirat Arab, untuk memperbaiki A380 Emirates dan mempercepat rencana mengoperasionalkan kembali Airbus A380.
“Airbus memperbaiki semuanya. Kami harus membuat ulang rangka sayap di berbagai area,” kata Tim Clark, Presiden Emirates, kepada Aviation Week.
Clark kemudian menambahkan bahwa situasi tersebut telah menghambat maskapai dan karena situasi yang terjadi, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) telah terlibat.
“Ini bukan masalah keselamatan saat ini, kami jauh dari itu. Tapi kita harus memiliki program inspeksi reguler ke depan,” lanjut Clark.
EASA keluarkan petunjuk keselamatan
Retakan pada sayap A380 generasi awal sepertinya bukan temuan baru. EASA pernah menerbitkan petunjuk keselamatan (Airworthiness Directive/AD) mengenai hal itu pada 31 Januari 2022 yang diperbarui dengan AD tanggal 23 Agustus 2022, dan direvisi lagi dengan AD tanggal 31 Agustus 2022.
Dalam petunjuk keselamatan itu, EASA menyebut ada tiga area di kedua sisi sayap yang mengalami masalah, terutama di rangka sayap atas dan bawah ke-33 dan ke-49. Juga di rangka ke-8 dan ke-14, dan bagian lagi di rangka ke-38 dan ke-49. Kerusakan ini memang tidak terjadi pada semua A380. Hanya terjadi pada generasi awal A380. Beberapa diantaranya terjadi pada A380 Emirates yang akan dioperasikan kembali itu.
“Sejak AD dikeluarkan, EASA menyatakan, hasil pemeriksaan baru-baru ini menunjukkan perlu adanya pengurangan ambang batas jadwal pemeriksaan ORS (salah satu bagian sayap yang retak, Red.) dari 15 tahun (180 bulan) menjadi 12,5 tahun (150 bulan). Jadwal inspeksi ini bisa jadi berubah setelah setelah selesainya analisis menyeluruh yang sedang berlangsung.
Namun berdasar laporan Aviation Week, Pierre Henri Brousse, kepala program Airbus A380 menunjukkan bahwa sejauh ini tidak ada pesawat yang lebih muda dari 12,5 tahun yang terkena dampak retakan dan oleh karena itu tidak diperlukan perubahan jadwal inspeksi rutin.