Jumlah penumpang pesawat kian menurun drastis secara global sebagai imbas menyebarnya wabah virus Corona (Covid-19). Dampak lanjutan keadaan kahar (force majeure) ini, puluhan ribu karyawan maskapai penerbangan terancam menganggur meski untuk sementara waktu.
Dikutip dari CNN, Senin (9/3/2020), beberapa maskapai diketahui sudah mengambil langkah antisipasi terkait dengan pekerja mereka. Antara lain, perusahaan meminta karyawan untuk mengambil liburan dengan gaji yang dipangkas atau mengambil cuti namun tidak dibayar.
Sejauh ini, pemutusan hubungan kerja karyawan maskapai memang belum permanen. Namun maskapai Air New Zealand tidak main-main dengan hal tersebut.
Dikutip dari Reuters, Air New Zealand pada 31 Maret lalu mengumumkan akan melakukan pemecatan terhadap hampir sepertiga dari total karyawan atau sekitar 3.500 orang. Pemecatan akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
Langkah ini diambil manajemen lantaran lesunya pendapatan maskapai akibat banyak negara di dunia membatasi penerbangan internasional untuk memutus rantai penyebaran wabah virus Corona (Covid-19). Maskapai menyebutkan bahwa mereka terpaksa memangkas lebih dari 95% jadwal penerbangan.
Langkah berbeda justru diambil AirAsia untuk menanggapi keadaan sulit ini. Dalam pesan tertulisnya yang IndoAviation terima, Ahad (12/4/2020), Pendiri AirAsia, Tony Fernandes mengatakan bahwa AirAsia merupakan satu dari segelintir maskapai di dunia yang masih tetap mempertahankan seluruh stafnya.
Baca Juga:
Jika Tak Segera Dapat Bailout, Maskapai AS Ancam PHK Puluhan Ribu Pekerja
Tekan Kerugian, Maskapai Tutup Operasi Hingga PHK Karyawan
“AirAsia adalah sebuah keluarga besar dan ada puluhan ribu Allstars (karyawan lama) yang bergantung pada bisnis ini untuk keberlangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga mereka,” ungkap Tony.
Kata Tony, tidak bisa dipungkiri industri aviasi saat ini sangat terpukul, tidak terkecuali maskapai yang dia dirikan.
“Ini mungkin tantangan terbesar yang harus kami hadapi. Tidak ada pendapatan yang masuk untuk sementara, 96% armada kami tidak terbang, dan kami masih memiliki komitmen finansial yang harus dipenuhi, seperti kepada pemasok bahan bakar dan agen penyewaan pesawat,” terangnya.
AirAsia menempuh segala upaya yang dimungkinkan untuk mengurangi beban selama periode ini, agar mereka dapat kembali pulih secepatnya.
“Kamarudin dan saya tidak akan mengambil gaji selama periode ini dan Allstars dari semua lini bisnis telah menerima tawaran kebijaksanaan pengurangan waktu kerja sementara dengan porsi antara 15-75%, tergantung tingkat senioritas, untuk bersama-sama menanggung dampak situasi ini terhadap bisnis kami,” jelasnya.
“Saya berterima kasih atas pengorbanan mereka (Allstars) yang selalu berpandangan luas selama mengarungi situasi ini bersama,” tandasnya.