Cukup sering saya mandaki gunung Papandayan di Garut. Dulu sewaktu masih sekolah, saya mendakinya bersama teman-teman. Beberapa kali, saya sempat mendakinya bersama keluarga dan rekan satu kantor.
Ketika mendaki gunung Papandayan sekitar awal tahun 1990-an, Papandayan masih tergolong sepi pendaki, apalagi wisatawan. Kini suasananya sungguh berbeda. Hampir setiap akhir pekan, kawasan gunung Papandayan selalu dipadati oleh pengunjung, baik pendaki maupun wisatawan.
Sebagai gunung berapi aktif, Papandayan cukup menarik. Masih ada tantangan “menarik” jika mengunjungi Papandayan. Untuk menuju ke kawahnya, pengunjung masih harus berjalan menanjak sekitar 10-20 menit. Lalu untuk menuju ke area perkemahan dari area parkir, pendaki harus berlajan 1-2 jam (tergantung kemampuan masing-masing).
Ya, Papandayan cukup ramah bagi segala kalangan dan usia. Jalanan berbatu pada jalur pendakian dari tempat parkir menuju kawah tak sulit dilalui. Nenek-nenek pun bisa mendakinya, kelakar teman-teman. Sekilas bagi anak muda usia dan bertenaga kuat, terlebih bagi pendaki gunung, Papandayan mungkin tak ada apa-apanya. Meski begitu, kewaspadaan mendaki tetap harus diperhatikan.
Gunung Papandayan merupakan gunung berapi aktif tipe strato. Gunung yang terletak di Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa Barat, ini memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut. Di Papandayan terdapat banyak kawah, yang terkenal antara lain Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Bahkan di sepanjang jalur pendakian pun, kita bisa menemukan kawah-kawah kecil yang sering kali mengeluarkan uap panas, bahkan air berbelerang. Keberadaan kawah-kawah kecil inilah yang harus diantisipasi. Walau lubang pada permukaannya terbilang kecil, namun bisa jadi tanah di sekitar kawah kecil itu relatif labil. Bisa jadi ketika terinjak lubang kecil itu “memakan” kaki kita.
Bermalam di dalam tenda di area perkemahan Papandayan sangat menyenangkan. Namun tetaplah waspada dengan kondisi alam. Hujan dan badai bisa saja terjadi ketika malam tiba. Suhu dingin pun bisa menggigit tulang. Jika berniat menginap di dalam tenda di area perkemahan, bawalah perlengkapan camping yang sesuai. Gunakan tenda untuk alam terbuka. Bawalah matras untuk alas tidur dan sleeping bag. Jangan lupa bawa jaket gunung dan jas hujan. Antisipasilah hal terburuk yang mungkin terjadi. Perencanaan yang baik dapat mengantisipasi segala kemungkinan terburuk sekalipun.
Selamat mendaki Papandayan…!!!