Assalamualaikum semua …
Berani bicara kalau Garuda Indonesia bakal mengoperasikan pesawat khusus kargo (freighter) ternyata hanya ucapan saja. Sampai mendekati akhir April ini, tak ada freighter yang diterbangkannya. Malah Garuda bekerja sama dengan My Indo Airlines mengoperasikan Boeing 737-300F berkapasitas 15 ton mulai 26 Januari 2019.
Padahal akhir tahun lalu, tepatnya 21 Desember 2018, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Garuda Indonesia, Mohammad Iqbal, dengan tegas akan mengoperasikan freighter sendiri, tidak menggandeng pihak lain. “Karena manajemen baru. Kalau nggak ada manajemen baru, nggak ada keberanian. Maka sekarang harus. Ada misi menghubungkan Nusantara melalui jembatan udara. Kan begitu!”
Bahkan Iqbal pun menyebutkan tanggal mulai operasinya adalah 21 Januari 2019. “Tadinya mau pas ulang tahun Garuda tanggal 26 Januari, tapi dimajukan lima hari karena cocoknya dimulai hari Senin.” Dipaparkannya pula rute-rute yang akan diterbangi freighter Garuda itu, juga disampaikan kalau akan ada empat freighter tahun 2019 ini; yang kedua terbang Maret, ketiga April, dan keempat akhir tahun.
Batal operasikan freighter sendiri, kini Garuda punya wacana untuk mengoperasikan drone (pesawat tanpa awak) untuk angkutan kargonya. Bahkan, dikutip dari kumparan.com (2 April 2019), Garuda saat ini tengah memesan tiga drone jenis BZK-005 berkapasitas 1 ton buatan Beihang Unmanned Aircraft System Technology di Beijing, China.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, IGN Askhara Danadiputra, seluruh drone tersebut akan dioperasikan di wilayah Timur Indonesia. Drone ini, kata dia, akan digunakan untuk mengangkut ikan-ikan dari perairan di timur dan dikumpulkan di Ambon. Lantas diterbangkan ke Jepang atau negara lain menggunakan pesawat angkut Garuda.
Kapan drone ini mulai didatangkan? Tak disebutkan waktunya. Pada akhir berita itu tertulis kalimat pernyataan Dirut Garuda, “Meski regulasinya belum ada, kami akan terus dorong untuk itu. Kami yang menginisiasi ini. Drone merupakan masa depan di bisnis kargo.”
Kalau mengingat sejarahnya, Garuda memang tak mudah mengoperasikan freighter. Pertama kali mengoperasikannya pada 27 Oktober 1996 dengan pesawat B737-200F. Ada dua pesawat yang dioperasikan Garuda tahun 1996 itu. Namun pesawat yang disewa dari Transmail ini tak lama beroperasi, hanya beberapa tahun. Setelah itu, tak ada lagi freighter.
Sebelumnya, Garuda punya pesawat Combi (setengah penumpang setengah kargo). Pesawat jenis DC-10 ini terkadang terbang ke Los Angeles, AS. Sementara untuk angkutan kargo ke Eropa, Garuda bekerja sama dengan salah satu maskapai Eropa yang mengoperasikan freighter jenis B747-200. Di samping itu, Garuda juga bekerja sama dengan Korean Air dan China Airlines untuk angkutan kargo ke Asia dan AS.
Berani berbicara wacana barangkali sudah jadi prestasi pada disruptive era ini?
Foto: My Indo Airlines