Ada lima bandara dalam pengelolaan PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) yang mendapat stimulus passenger service charge (PSC) dari pemerintah. Bersama maskapai penerbangan dan pemangku kepentingan terkait lain, bandara-bandara ini menyiapkan strategi dan antisipasi untuk meningkatkan pergerakan penumpang pesawat terbang.
Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, stimulus PSC harus dimanfaatkan oleh sektor penerbangan nasional guna mendorong perekonomian dan mendukung proram Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Penerbangan sangat erat dengan industri lainnya dan secara tidak langsung berkontribusi terhadap bisnis UMKM, sehingga bisa mendorong perekonomian daerah dan nasional,” ujarnya dalam jumpa wartawan secara virtual, Sabtu (24/10/2020).
AP II memang memperkirakan pergerakan penumpang dan pesawat akan meningkat seiring adanya pembebasan PSC. Di lima bandara itu, diperkirakan ada 1,45 juta pergerakan penumpang pada Oktober 2020. Bakal naik menjadi 1,74 pergerakan pada Novermber dan 2,5 juta pada Desember.
Dari jumlah itu, pergerakan dari Bandara Soekarno-Hatta (CGK), Tangerang, diperkirakan 1,15 juta orang pada Oktober, lalu menjadi 1,35 juta pada November, dan 1,93 juta orang pada Desember. Sementara empat bandara lain: Halim Perdanakusuma, (HLP) Jakarta; Kualamu (KNO) Deli Serdang; Silangit (DTB), dan Banyuwangi (BWX), sisanya dari perkiraan jumlah pergerakan itu.
“Kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus PSC pada lima bandara tersebut sudah tepat karena pergerakan penumpang di lima bandara itu mencerminkan 75 persen total pergerakan penumpang di 19 bandara AP II,” jelas Awaluddin.
Disampaikannya bahwa AP II memiliki strategi untuk memanfaatkan stimulus PSC itu. Pertama, memastikan ketersediaan slot penerbangan. “AP II secara aktif berkoordinasi dengan maskapai. Apa yang dibutuhkan maskapai, akan kami upayakan. Misalnya, kami akan tetap membuka bandara jika ada penerbangan malam yang landing di luar waktu operasional yang diumumkan. Artinya, kami memastikan tersedianya slot bagi maskapai.”
Menurut Awaluddin, utilisasi slot penerbangan di CGK pada 22 Oktober 2020 atau satu hari sebelum diberlakukannya stimulus PSC adalah 38 persen. Jumlahnya 317 slot penerbangan dari alokasi 1.367 take off dan landing pesawat per hari. “Bagaimana nanti setelah pemberian stimulus PSC? Akan kita lihat.”
Saat ini di HLP utilisasi slot 25 persen, KNO 37 persen, DTB 33 persen, dan 44 persen. ” Jadi kami sudah punya tolak ukurnya. Ini KPI kami untuk maksimalkan utilisasi slot,” jelas Awaluddin.
Selanjutnya, AP II akan berkoordinasi dengan maskapai untuk meningkatkan rute dan destinasi, juga frekuensi penerbangan. Harapannya, maskapai bisa kembali menerbangkan rute-rute yang sempat dihentikan karena pandemi Covid-19. Maskapai pun bisa menambah frekuensi seiring bertambahnya jumlah penumpang.
“Rute, destinasi, dan frekuensi juga akan kami ukur,” kata Awaluddin.
Pada 22 Oktober, aktivasi rute di CGK 78 persen, HLP 46 persen, KNO 48 persen, DTB 50 persenB, dan BWX sudah 100 persen. “Banyuwangi sudah dapat trigger karena destination plan-nya sudah terpenuhi.”
Peningkatan jumlah penumpang juga diprediksi mulai terlihat pada libur panjang pada 28 Oktober-1 November 2020. Untuk mengantisipasinya, AP II bersama stakeholders menerapkan protokol kesehatan secara ketat, khususnya di lima bandara yang menerima stimulus PSC.
“Kami juga mematuhi peraturan yang berlaku saat ini bahwa jumlah Penumpang Waktu Sibuk (PWS) di bandara maksimal 50 persen dari kapasitas,” ujar Awaluddin.
PWS di Bandara Soekarno-Hatta misalnya, 50 persennya itu 23.336 penumpang per jam. Kami menjaga agar batas itu tetap dipenuhi,” ujar Awaluddin. Di CGK juga telah dilakukan penyeimbangan lalu lintas penerbangan (rebalancing traffic) dengan memindahkan operasional maskapai.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah dan akan memanfaatkan stimulus PSC ini dengan baik sehingga dapat optimal dalam mendukung proram PEN,” ucap Awaluddin.
Foto: AP II