Assalamualaikum semua …
Cerita bagasi berbayar pernah dialami teman seperjalanan saya ketika terbang dengan AirAsia dan AirAsia X dari Osaka, Jepang, ke Jakarta pada Mei 2012. Sudah urusannya panjang, bayarannya juga mahal.
Sewaktu pesan tiket lewat online, saya tanya, apa perlu pesan bagasi, terutama pada penerbangan pulang. Jawabnya, ia tak akan bawa banyak barang dan tak suka pula banyak belanja di negara lain itu. Padahal saya wanti-wanti, pertama kali ke Jepang pastinya selalu ingin belanja barang yang bagus dan unik. Namun sang teman percaya diri, tak akan ada bagasi.
Kekhawatiran saya terbukti. Sewaktu di konter check in, petugas melarang ransel yang terlihat besar dan berat di gendongannya itu masuk kabin. Apalagi ditambah jinjingan di tangannya yang cukup besar pula. Setelah ditimbang, tak sampai 10 kg tapi tarifnya Rp450.000 kalau dirupiahkan.
Karena transit di Kuala Lumpur, Malaysia, dan bukan penerbangan lanjutan, bagasi dikeluarkan. Pada penerbangan ke Jakarta, saya sarankan ranselnya masuk bagasi, tapi tak digubris. Sampai di area boarding yang jaraknya cukup jauh dari konter check in, petugas meminta agar ranselnya masuk bagasi. Terpaksa balik lagi ke konter check in dan bayar senilai hampir sama dengan sebelumnya. Alhasil Rp900.000 pun melayang untuk bayar bagasi yang beratnya tak sampai 10 kg.
Tak heran kalau setelah dikeluarkannya ketentuan baru tentang barang bawaan dan bagasi dari Lion Air dan Wings Air yang berlaku 8 Januari 2019, respons masyarakat pengguna jasanya merebak. Bunyi ketentuan itu: “Seluruh penerbangan domestik Lion Air tidak diberlakukan bagasi cuma-cuma 20 kg per penumpang. Seluruh penerbangan domestik Wings Air tidak diberlakukan bagasi cuma-cuma 10 kg per penumpang.”
Setiap penumpang diperbolehkan membawa satu bagasi kabin (cabin baggage) dengan maksimum berat 7 kg dan satu barang pribadi (personal item), seperti tas laptop, perlengkapan bayi, bahan membaca, binocular, dan tas jinjing wanita (hand luggage). Ketentuan maksimum ukuran dimensi bagasi kabin adalah 40 cm x 30 cm x 20 cm.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menulis di whatsapps: “Kebayang harga tiket SRG (Semarang)-CGK (Jakarta Cengkareng) cuma Rp650.000, plus bagasi 20kg Rp620.000. Total Rp1,27juta. Mending naik GA”.
Membayar bagasi langsung sewaktu check in memang mahal. Maka dalam keterangannya, Lion Air dan Wings Air memberitahukan agar penumpang yang akan membawa bagasi untuk melakukan pembelian voucher bagasi (pre-paid baggage) melalui agen perjalanan (tour and travel), website-nya, dan kantor penjualan tiket Lion Air Group. Dengan pre-paid baggage, setiap penumpang dapat membelinya dengan harga terjangkau dan lebih hemat bersamaan pembelian tiket (issued ticket) atau sesudah pembelian tiket dengan batas waktu enam jam sebelum keberangkatan.
Sayangnya, umumnya kita ingin hemat malah rugi. Padahal kita tahu kalau kita umumnya senang belanja dan membawa banyak barang, apalagi bepergian ke tempat baru. Jadi, rencanakan perjalanan dan perhitungkan dengan matang, apakah bawa bagasi atau tidak.
Maka Dirjen Perhubungan Udara, Polana Banguningsih Pramesti, pun mengatakan, “Kepada Lion Air dan Wings Air diberikan waktu dua minggu atau 14 hari untuk melakukan sosialisasi, baik kepada operator bandara, ground handling, para agen penjualan tiket, maupun masyarakat pengguna jasa.” Sosialisasi dilakukan agar dapat dipahami masyarakat dan pada penerapannya dapat berjalan dengan baik.