Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengharapkan ada lima pelabuhan yang akan menjadi proyek percontohan (pilot project) tol laut. Empat di antaranya adalah Pelabuhan Perak (Surabaya), Semarang, Makassar dan Belawan. Sementara yang kelima masih dalam peninjauan, apakah di Ambon atau di Sorong.
Budi mengatakan, untuk proyek tol laut ini tidak ada anggaran khusus, namun ada sejumlah hal yang dia targetkan.
“Kalau itu tidak dengan anggaran, tapi kita (ada) goal setting, mereka harus mencapai volume tertentu (itu pertama). Yang kedua, dia (pelabuhan) harus mencapai suatu kecepatan. (Berikutnya) dia harus kurang komplain-komplain terhadap bisnisnya sendiri,” papar Budi usai membuka Rapat Kerja Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta, Senin (8/4/2019).
“Jadi praktis tidak menggunakan anggaran (khusus), kinerjanya yang kita liat,” tegasnya.
Dia menilai, efektivitas tol laut saat ini sangat bagus. “Tol laut tidak bekerja satu bulan (misalkan), mereka pasti komunikasi ke kita (Kemenhub),” tambahnya.
Menurutnya, tol laut sudah menjadi suatu jalur logistik dan ada beberapa daerah yang bisa menjadi komersial karena tol laut. “Jadi karena kita intensif menggunakan tol laut, (ke depannya) ada suatu kapal-kapal komersil yang datang,” imbuh Budi.
Dia mencontohkan, misalnya Pelabuhan Perak saat ini bisa menampung logistik sebesar 3 juta ton. Ditargetkan setelah ditetapkan sebagai pelabuhan tol laut volumenya akan naik 20%.
“Makanya tol laut yang ada sekarang sebagian kita tititpin ke kapal komersial. Kalau volumenya sudah cukup, itu kita tinggalkan. Jadi tol laut baik sekali untuk mengurangi disparitas, tapi memberikan suatu sarana pembelajaran (bagi) masyarakat,” terang Budi.
Karena kenaikan volume ekspor itu menunjukkan kinerja semuanya bekerja dengan baik. Budi berharap peningkatan kapasitas ini bisa efektif setelah satu atau dua tahun kedepan. “Mereka benar-benar melakukan tingkat level of service yang maksimal,” tegasnya.
Disebutkannya, pelabuhan tol laut yang sudah dinilai efesien adalah Pelabuhan Dobo di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Kapal tol laut Dobo membawa nelayan untuk mencari ikan, kemudian hasil tangkapan tersebut dikirim ke tol laut. Dengan demikian, nelayan tersebut tak harus pulang kembali ke Dobo.
“Kapalnya tetap di sana, selama ini kapalnya harus pulang. Ini yang harus diefisiensikan,” kata dia.
Kapal tol laut diharapkan dapat meningkatkan volume distribusi logistik nasional. Pemerintah tidak hanya mendorong angkutan logistik tol laut bukan hanya dari pelabuhan ke pelabuhan, tetapi sampai ke konsumen. Sehingga, bisa tepat sasaran ke masyarakat dan harganya terjangkau.